TEMPO.CO , Lumajang: Komandan Regional Militer 083 Malang, Kolonel Arm Totok Imam Santoso mengatakan pihaknya telah mensiagakan personel apabila sewaktu-waktu terjadi bencana letusan Semeru maupun Raung. "Di daerah yang memiliki gunung berapi, tentaranya harus siap," kata Totok di Lumajang, Jumat, 16 Januari 2015.
Pihak Kodim, kata Imam, sudah melakukan pemetaan. Selain itu, Kodim juga telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta pemerintah setempat terkait dengan skenario penanggulangan bencana. Di antaranya soal penentuan posko serta titik-titik evakuasi. Imam mengatakan pihaknya sudah melatih anggota dan mengorganisir anggota sehingga ketika terjadi bencana, para anggota sudah siap ikut membantu.
Imam mengatakan warga yang berada di kawasan rawan bencana letusan Gunung Semeru dan Raung juga harus siap dan bersedia untuk diungsikan jika terjadi perubahan yang signifikan terhadap kedua gunung tersebut. Informasi yang dihimpun TEMPO, Komandan Kodim 0821 Lumajang, Letnan Kolonel Inf Imam Purnomo Hadi baru-baru ini menerima laporan ihwal perubahan karakter Semeru yang menjadi vulkanik kuat.
Selain itu, ruang kawah Jonggring Seloka Gunung Semeru saat ini yang tidak lagi bisa menampung material vulkanik yang keluar dari dalam. Dengan karakter yang berbeda dengan gunung api lainnya ini, membuat gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini susah untuk diprediksi. Kepala Pos Pengamat Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Suparno mengatakan Semeru susah untuk diprediksi aktivitasnya.
Dia hanya mengimbau warga sekitar kawasan rawan bencana letusan Gunung Semeru untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Jember bersama Kodim Jember tengah menggodok rencana operasi terkait dengan potensi bencan letusan Gunung Raung. Tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Jember masuk dalam kawasan rawan bencana letusan Gunung Raung.
