OKI Kutuk Serangan Charlie Hebdo

Reporter

Rabu, 14 Januari 2015 04:00 WIB

Kantor media satir Prancis "Charlie Hebdo"' di Paris. Media kontroversial yang terbit pada 1992 ini terkenal dengan publikasinya yang sering menyinggung Umat Muslim dan gerakan Islam radikal. PIERRE VERDY/AFP/Getty Images

TEMPO.CO , Jeddah: Beberapa hari setelah serangan terhadap tabloid mingguan Charlie Hebdo di Paris, Prancis, yang menewaskan 12 orang, Komisi Hak Asasi Manusia Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengeluarkan pernyataan mengutuk peristiwa tersebut.

"Komisi HAM Independen Permanen OKI (Independent Permanent Human Rights Commission/IPHRC) mengutuk dengan istilah terkuat serangan teroris yang terjadi pada Rabu, 7 Januari 2015, di Paris di kantor Charlie Hebdo, majalah kartun mingguan di Paris, Prancis yang menewaskan 12 orang," demikian pernyataan yang disiarkan dalam OIC News, yang diterima Tempo, Senin, 12 Januari 2015. (Baca juga: Debat Charlie Hebdo di Redaksi Al Jazeera Bocor )

"Komisi menyesalkan tindakan barbar dan menyatakan solidaritas dengan keluarga korban serta bangsa Prancis atas kehilangan yang tragis ini."

Dalam pernyataan itu, IPHRC menegaskan penolakan keras terhadap radikalisme, intoleransi dan terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, di mana pun mereka berada.

Komisi juga menyatakan perlunya konsolidari regional dan internasional untuk mengatasi dan mengakhiri fenomena semacam itu.

"Ini tugas kolektif masyarakat internasional untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai kemanusiaan universal untuk memerangi intoleransi, diskriminasi dan kebencian serta mempromosikan dialog antar agama dan antar budaya untuk lebih memahami dan koeksistensi damai, sambil menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental," lanjut pernyataan tersebut.

Komisi juga menekankan pentingnya penggunaan kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab, selaras dengan hak-hak asasi manusia,untuk membangun masyarakat demokratis yang damai dan progresif.

Komisi HAM OKI juga menggarisbawahi pentingnya menghentikan penggunaan agama sebagai alasan untuk melakukan tindakan-tindakan yang salah seperti merusak, dan mencoret-coret tempat ibadah.

Komisi juga memperingatkan agar kejadian di Paris tidak membuat stereotip, diskriminasi dan kebencian karena akan melayani tujuan ekstremis di kedua pihak, yang ingin menabur benih kebencian di antara masyarakat, budaya, dan agama.

NATALIA SANTI

Berita lain:
Ikal Laskar Pelangi Oles Minyak ke Tubuh Mahar

Tangis Ikal Sambut Jenazah Mahar Laskar Pelangi

Jokowi: Harga Baju di Bandung Terlalu Murah

Berita terkait

Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan  

10 September 2017

Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan  

Pengalaman tragis seorang anak yang menderita lumpuh dikeroyok tikus hingga ditemukan 225 luka di tubuhnya.

Baca Selengkapnya

Paris Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis  

31 Agustus 2017

Paris Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis  

Kota Paris untuk pertama kali membuat ruang bersantai kaum nudis, orang-orang yang hidup tanpa busana atau telanjang, di taman Bois de Vincennes.

Baca Selengkapnya

Mobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang

21 Agustus 2017

Mobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang

Seorang pria dengan mengendarai mobil curian menyeruduk halte bus di Marseille, Prancis pagi hari ini yang menewaskan satu wanita.

Baca Selengkapnya

Prancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara

10 Agustus 2017

Prancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara

Perdana Menteri Edouard Philippe menegaskan bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang sama yang melakukan serangan tersebut

Baca Selengkapnya

Warga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron

8 Agustus 2017

Warga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron

Petisi penolakan menuntut agar tidak ada dana publik yang disisihkan untuk posisi ibu negara bagi Briggite, istri Emmanuel Macron

Baca Selengkapnya

Berselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur

20 Juli 2017

Berselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur

Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer

Baca Selengkapnya

Istri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka

10 Juli 2017

Istri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka

Penampilan istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron memilih busana yang membuatnya tampak lebih muda dan enegik.

Baca Selengkapnya

Sopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem

23 Juni 2017

Sopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem

Sopir bus di Prancis mulai mengenakan rok untuk menghadapi suhu yang panas ekstrem.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe

14 Mei 2017

Ribuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe

Ribuan warga Prancis memadati Jalan Champ Elysee untuk menyaksikan presiden baru Emmanuel Macron, yang akan menuju monumen Arc de Triomphe, Paris.

Baca Selengkapnya

Macron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat  

14 Mei 2017

Macron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat  

Selama Hollande memerintah lima tahun, pertumbuhan ekonomi Prancis lamban.

Baca Selengkapnya