Calon Kapolri: 3 Persamaan Pilihan Jokowi-SBY  

Reporter

Senin, 12 Januari 2015 01:45 WIB

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Chairman Global Green Growth Institute, Susilo Bambang Yudhoyono (dan mantan Mensesneg, Sudi Silalahi di Istana Merdeka, Jakarta, 8 Desmeber 2014. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kendati mendapat kecaman keras, Presiden Joko Widodo masih tetap mengajukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon Kepala Polri ke Dewan Perwakilan Rakyat. Ia menegaskan penentuan calon Kapolri merupakan wewenang Presiden.

"Sudah dari Komisi Kepolisian Nasional, hak prerogatif saya pakai. Saya pilih, saya sampaikan ke Dewan," kata dia kepada wartawan di sela kunjungan ke PT PAL Indonesia, Surabaya, Sabtu 10 Januari 2015. (Baca: Jokowi: Masak Pilih yang Jauh)

Situasi pencalonan Kepala Polri sekarang amat berbeda dibandingkan ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyodorkan Komisaris Jenderal Sutanto sebagai calon Kapolri pada 2005. (Baca: Calon Kapolri: Tiga Perbedaan Pilihan Jokowi dan SBY)

Kendati begitu, pilihan dan cara kedua Presiden mengganti Kepala Polri tak jauh berbeda. Berikut ini persamaannya:



1. Mengganti di Tengah Jalan
Presiden Yudhoyono mulai berancang-ancang mengganti Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar pada Desember 2004, hanya beberapa bulan setelah ia dilantik menjadi Presiden. Padahal masa kerja Da’i yang diangkat sebagai Kapolri di era Presiden Megawati pada November 2001 baru akan habis dua tahun lagi. SBY kemudian mengusulkan Komjen Pol. Sutanto--saat itu memimpin Badan Narkotika Nasional-- menjadi calon Kapolri. (Baca: Calon Kapolri Usulan SBY)

Kini Jokowi juga melakukan hal yang sama, mengganti Kapolri Jenderal Sutarman yang diangkat pada era SBY pada Oktober 2013. Praktis, Sutarman baru sekitar 15 bulan memimpin kepolisian. Jokowi bahkan memprosesnya secara cepat dan terkesan terburu-buru sehingga membuat kaget kalangan aktivis antikorupsi.

"Mendadak sekali, kami tidak habis pikir alasan Jokowi," kata Koordinator Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho yang dihubungi pada 9 Januari 2015. (Baca: Jokowi Sodorkan Budi Gunawan: Ini Mimpi Buruk)



2. Mantan Kepala Lembaga Pendidikan
Budi Gunawan mendapat bintang tiga saat ia dipromosikan menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Polri pada 2012. Lembaga ini membawahi institusi pendidikan seperti Akademi Kepolisian, Sekolah Staf dan Pimpinan Polri , dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.

Latar belakang Kapolri Jenderal Sutanto yang diangkat oleh SBY juga sama. Ia pernah memimpin lembaga itu pada 2002-2005—saat itu masih bernama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri. Ia kemudian diangkat menjadi Ketua Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional sebelum akhirnya diusulkan sebagai calon Kapolri.


Advertising
Advertising


3. Bekas Ajudan Presiden
Sutanto pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998. Lulusan terbaik Akademi Kepolisian pada 1973 ini kemudian menjadi Wakil Kepolda Metro hingga 2000. Karirnya terus menanjak dan menduduki sejumlah posisi penting seperti Kapolda Sumatera Utara dan Jawa Timur.

Prestasi Budi Gunawan pun lumayan. Ia salah satu lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1983. Budi pernah menjadi ajudan Presiden Megawati pada 2001-2004. Hanya berselang empat tahun, ia kemudian diorbitkan menjadi Kapolda Jambi.

Latar belakangnya sebagai ajudan pula yang membuat Budi memiliki relasi yang luas seperti diungkapkan oleh Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal pada 2010. Kepada Tempo, Ito berusaha menjelaskan rekening gendut yang dimiliki oleh Budi Gunawan--ketika masih menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Total duit yang mengalir ke Budi dan keluarganya mencapai Rp 54 miliar. Ketika itu, kata Ito, rekening gendut Budi Gunawan sudah “clear”.

Menurut Ito, justru Budi yang berinisatif menjelaskan. "Anda lihat, gedung Divisi Profesi kini sangat bagus, jauh lebih bagus daripada kantor saya," kata Ito. "Anda tahu siapa yang membangun? Pak Budi Gunawan, dengan dana pribadi," kata Ito saat itu kepada Tempo. (Baca: Relasi Mantan Ajudan Presiden)



MOYANG KASIH DEWI | RIKY F.



Baca juga
Rekening Budi Gunawan Gendut, Kami Tanya Isu Itu
Ternyata Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
Pilih Budi Gunawan, Jokowi Ingkar Janji
Jokowi Ditantang Bongkar Rekening Budi Gunawan
Siapa yang Tangani Rekening Gendut Budi Gunawan
Mega Perintahkan PDIP Terima Budi Gunawan

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

10 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

13 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

17 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

20 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya