Kabaintelkam Polri, Komjen Pol. Imam Sudjarwo (kiri) bersama Kabaharkam Polri, Komjen Pol. Oegroseno (tengah), Kalemdikpol, Irjen Pol. Budi Gunawan (kanan) diambil sumpahnya pada sertijab Perwira Tinggi Polri di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/12). ANTARA/Reno Esnir
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Advokasi Pusat Studi Anti-Korupsi Universitas Gadjah Mada Oce Madril menyesalkan keputusan Presiden Joko Widodo mencalonkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia. (Baca:Jokowi Calonkan Budi Gunawan Tanpa KPK, Ada Apa?)
Ia berharap Jokowi mempertimbangkan kembali keputusan tersebut lantaran Budi Gunawan pernah terindikasi memiliki rekening gendut. "Pencalonan BG cukup kontroversial, karena yang bersangkutan masih memiliki persoalan dari sisi integritas," ujarnya ketika dihubungi, Sabtu, 10 Januari 2015. (Baca:Gaya Hidup Budi Gunawan Jadi Perhatian)
Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Komisaris Jenderal Budi Gunawan digadang-gadang Presiden Joko Widodo sebagai calon Kapolri. Ajudan presiden di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri itu akan mengisi kursi yang kini diduduki Jenderal Sutarman yang akan memasuki masa pensiun pada Oktober 2015.
Sosok Budi menuai polemik setelah namanya masuk dalam daftar perwira tinggi Mabes Polri pemilik rekening gendut. Ia diketahui memiliki rekening senilai Rp 54 miliar dan melakukan transaksi di luar profilnya.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
1 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.