Sejumlah petugas kapal Malaysia Lekir 26 memindahkan jenazah kekapal senggora escrot yang diduga penumpang dari pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Jawa, 2 Januari 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Surabaya - Sampai hari kedelapan evakuasi korban kecelakaan AirAsia QZ8501, ada 30 jenazah yang sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk proses identifikasi. Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian RI Brigadir Jenderal Dokter Arthur Tampi mengatakan 12 jenazah akan direkonsiliasi pagi ini untuk memutuskan identitas jenazah tersebut.
“Kami harapkan nanti ada hasil dari rapat rekonsiliasi pagi ini,” ujar Arthur kepada wartawan di posko DVI, Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Ahad, 4 Desember 2014. (Baca juga: Pencarian Hari Kedelapan, Cuaca Kondusif)
Rapat rekonsiliasi melibatkan ahli patologi, dokter forensik, ahli DNA, dan petugas sidik jari. Hasil rapat bakal menentukan identifikasi dengan membandingkan data korban sebelum kematian atau antemortem dan data setelah korban meninggal atau postmortem.
Selain 12 jenazah yang akan direkonsiliasi, 12 lainnya baru datang kemarin siang. Jadi, 12 mayat korban AirAsia yang datang kemarin siang baru mulai diperiksa pagi ini. (Baca: Kapal Survei Cari Air Asia Lagi Pagi Ini)
Selain ke-24 jenazah, enam lainnya sudah teridentifikasi, bahkan ada yang sudah dimakamkan. Keenamnya adalah Hayati Lutfiah Hamidah, Grayson Herbert Linalisa, Khuirunisa Haidar Fauzi, Kevin Alexand, Themeji Thejakusuma, dan Hendra Gunawan Sawal. (Baca juga: Penyelam TNI AL Bersiap ke Lokasi Air Asia QZ8501)
Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. AirAsia QZ8501 membawa 155 penumpang dan tujuh awak.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
30 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.