Bom Pamulang : Abdillah Toha Pertanyakan Keterlibatan Anggota Kopassus
Reporter
Editor
Senin, 27 Juni 2005 21:51 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Anggota Komisi I DPR, Abdillah Toha mendapat informasi ada dugaan keterlibatan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam peledakan bom di rumah Abu Jibril di Pamulang beberapa waktu yang lalu. "Ada informasi pada kami dan kami ingin tahu seberapa jauh kebenaran berita itu," kata Abdillah dalam rapat kerja Komisi I DPR dengan KSAD, Senin (27/6).Menurut sumber kami, kata Abdillah, orang yang sekarang ditahan oleh polisi dalam kasus pemboman di rumah Abu Jibril adalah seorang anggota Kopassus berpangkat Praka (prajurit kepala). Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Djoko Santoso mengaku dirinya belum mendapat laporan dari Komandan Kopassus tentang hal tersebut. Menurutnya, kalaupun pelaku adalah anggota Kopassus aktif tentunya tidak ditahan di Kepolisian, tetapi di tahanan POM (polisi militer) TNI. "Kecuali dia sudah pensiun. Sampai sekarang saya belum dapat informasi dari Dankopassus. Mudah-mudahan janganlah,"kata Jenderal Djoko.Kapolda Metrojaya Inspektur Jenderal Firman Gani membantah keterlibatan anggota intelejen maupun TNI dalam peledakan bom di Pamulang. "Setelah kami periksa tidak ditemukan orang yang berinisial U itu anggota intelejen ataupun TNI. Karena tidak ada bukti yang menguatkan dia dilepaskan,"kata Firman. U ditangkap pihak kepolisian pada Rabu (15/6) lalu. Dia diduga terlibat dalam ledakan yang terjadi di rumah kontrakan Muhamad Iqbal alias Abu Jibril, Kompleks Witanaharja Pamulang.Pemeriksaan terakhir, menurut Firman, dilakukan Jumat (24/6) lalu. "Sampai terakhir pemeriksaan kami hanya mempunyai pengakuan dan bukti sms,"ujarnya. Sms atau pesan pendek yang dimaksud Firman adalah sms berisi pesan akan adanya ledakan di Pamulang dan Ciputat. Polisi kini sedang mengejar pria berinisial M.Indriani Dyah Setiowati dan Agus Supriyanto
Ibu Kota Nusantara, Wajah Baru Indonesia Menyongsong Era Global
8 hari lalu
Ibu Kota Nusantara, Wajah Baru Indonesia Menyongsong Era Global
Pembangunan tahap pertama IKN Nusantara mencapai 80,82 persen. Klaster pendidikan untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan dan inovasi dalam klaster ekonomi di masa depan.