TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mendukung rencana Komisi Pemberantasan Korupsi yang akan membuka cabang di Sumatera pada 2015. Ruhut pun berharap rencana untuk membuka cabang ini tidak menjadikan KPK melakukan blunder atau kekeliruan.
"Saya setuju-setuju saja. Tapi KPK harus bekerja bersungguh-sungguh agar tidak terjadi character assassination," ujar Ruhut ketika dihubungi, Senin, 15 Desember 2014. (Baca: Buka Cabang, Ruhut Minta Masyarakat Bantu KPK)
Politikus asal Sumatera Utara ini mengingatkan semangat lahirnya KPK karena tingkat kepercayaan masyarakat pada lembaga penegak hukum lain, seperti kepolisian dan kejaksaan, menurun. Karena itu, KPK menjadi tumpuan utama dalam memberantas korupsi.
Terbukti, kata Ruhut, KPK tidak pernah mengeluarkan surat perintah penyidikan selama menangani perkara atau dibebaskan di tingkat sidang. (Baca: KPK Kecewa Rekening Gendut Gubernur, Kenapa?)
Karena itu, Ruhut mewanti-wanti kepada seluruh pimpinan komisi antirasuah itu untuk berhati-hati dalam memilih pimpinan di daerah. "Yang milih pusat atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, ini yang jadi kendala," ujar Ruhut. Selama ini, para pimpinan pusat dipilih oleh Komisi Hukum DPR.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menyatakan KPK akan membuka sebuah kantor cabang di Sumatera pada 2015. KPK cabang Sumatera ini akan menjadi kantor uji coba.
Bila berhasil, KPK menargetkan memiliki lima kantor cabang di seluruh Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan. Bambang beralasan, pembukaan cabang ini untuk berfokus pada pencegahan tindak pidana korupsi dan edukasi antikorupsi.
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Pramugari AirAsia Disiram Air Panas, Ini Sebabnya
Tutut Minta Putusan Arbitrase TPI Dibatalkan
Prabowo Disebut Pernah ke Kantor Gubernur Fahrurrozi
Mereka yang Terpilih, Tokoh Tempo 2014
Berita terkait
Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru
18 menit lalu
KPK menangkap Abdul Gani Kasuba beserta 17 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan atau OTT di Malut dan Jakarta Selatan pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBabak Baru Konflik KPK
4 jam lalu
Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.
Baca SelengkapnyaKPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City
5 jam lalu
KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.
Baca SelengkapnyaMantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK
5 jam lalu
Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaPraperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang
7 jam lalu
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.
Baca SelengkapnyaDua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini
9 jam lalu
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja
14 jam lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.
Baca SelengkapnyaWarga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum
1 hari lalu
Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden
Baca SelengkapnyaBeredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah
2 hari lalu
Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan
2 hari lalu
Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah
Baca Selengkapnya