Suasana evakuasi korban tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu, 13 Desember 2014. Lokasi yang terpencil membuat alat berat sulit memasuki daerah bencana. ANTARA/Idhad Zakaria
TEMPO.CO, Yogyakarta - Relawan kesulitan mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblungan, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Sebab, lokasi bencana yang terpencil dan sebaran longsor yang hampir merata memenuhi jalan-jalan kecil desa. (Longsor Banjarnegara, Kemensos Kerahkan Taruna)
Menurut koordinator relawan masyarakat dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjarnegara, Awaluddin, timnya sempat kesulitan masuk ke lokasi. Akses menuju dusun itu tertutup material longsor. (Relawan: Puluhan Korban Tewas Longsor Banjarnegara)
"Lebar jalan cuma 2 meteran, tertutup longsoran. Jadi sangat sulit keluar dan masuk," kata Awaluddin. Lembaganya menurunkan 75 relawan, gabungan dari Ansor dan Banser, untuk membantu menangani dampak bencana ini. (Longsor Banjarnegara, 100 Warga Masih Hilang)
Dengan kondisi medan yang sulit itu, Awaluddin tak yakin alat berat bisa masuk ke lokasi. Hingga saat ini, Dusun Jemblungan masih porak-poranda akibat tebing setinggi 40 meter luruh menimbun daerah berpenduduk 118 keluarga itu. (Bencana Longsor Banjarnegara, 8 Orang Tewas)
"Mungkin yang paling memungkinkan sekarang secara manual, bergotong-royong mencari korban yang belum ditemukan," katanya.
Awaluddin menambahkan, bencana longsor di Dusun Jemblungan itu membuat sejumlah penduduk di tiga desa sekitarnya turut mengungsi ke titik aman. Mereka khawatir terjadi longsor susulan. "Warga yang mengungsi ini yang membutuhkan logistik karena membawa bekal seadanya."