Kapal selam U-boat ditemukan baru-baru ini oleh TNI AL di perairan Karimun jawa 11 Desember 2014, diperkirakan kapal ini adalah tipe IXC/40, hanya kapal tipe tersebut yang mampu berlayar hingga jarak jauh. GETTY.
TEMPO.CO, Jakarta -Berita penemuan bangkai kapal selam Jerman oleh Pasukan Katak TNI Angkatan Laut di perairan Karimun Jawa ramai diperbincangkan. Kapal buatan tahun 1942 itu karam dihantam torpedo oleh armada Belanda tahun 1944.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan bahwa kapal selam sudah dipakai oleh negara-negara Barat untuk perang dunia kedua. Sementara Indonesia baru mengenal teknologi kapal selam tahun 1960an era Presiden Soekarno. "Saat itu Indonesia beli 12 kapal selam untuk TNI Angkatan Laut," kata Manahan saat dihubungi Tempo, Jumat, 12 Desember 2014.(Baca: TNI AL Terkuat di Asia di Masa Sukarno)
Dia mengatakan kapal selam yang dibeli Indonesia adalah jenis Whiskey Class buatan Rusia. Saat itu pemerintah membutuhkan armada kapal selam untuk memaksa Belanda meninggalkan bumi Papua. Kapal selam tersebut memiliki panjang 76,6 meter dan lebar 6,3 meter. Kapal selam Whiskey dibekali mesin diesel berbahan bakar solar dengan jarak jelajah 8.500 mil laut. (Baca:Ditemukan, KapalSelam Nazi Menyusup ke Laut Jawa)
Pada sektor senjata, dia melanjutkan, kapal selam Whiskey punya enam unit peluncur torpedo dan senjata anti serangan udara. Setidaknya 12 amunisi torpedo bisa dibawa kapal selam Whiskey sekali jalan. Kapal selam ini juga mampu diisi oleh 63 orang termasuk komandan kapal. (Baca:Awak KapalSelam Nazi Pernah Ngantor di Dekat Monas)
Manahan mengatakan ada hal unik dalam kapal selam Whiskey. Kapal selam ini tak dilengkapi dengan toilet atau kamar mandi. "Saya dengarnya sih begitu," kata dia.
Menurut dia, alutsista buatan Rusia saat itu dikenal tak memberikan kenyamanan untuk para tentara. Contoh lainnya, kapal selam Whiskey juga tak dilengkapi dengan pendingin udara. "Mungkin Rusia biasa pakai kapal selam di laut beriklim dingin jadi tak butuh pendingin udara," kata dia.(Baca:Akhir Hayat U-168, Kapal Nazi di Laut Jawa)
Sayangnya pengabdian kapal selam Whiskey Class tak terlalu lama, sebab pada tahun 1970an kapal tersebut sudah pensiun. Sulitnya mencari suku cadang Whiskey menjadi penyebabnya. Selain itu perubahan arah politik Indonesia dari Timur ke Barat ikut mempercepat Whiskey pensiun. Sebagai pengingat, pemerintah mengabadikan satu unit kapal selam Whiskey menjadi monumen di Surabaya.