Jumlah Titik Api di Riau Naik Drastis 2014  

Reporter

Sabtu, 13 Desember 2014 05:24 WIB

Masjid Agung An-nur Pekanbaru tampak diselumti asap pekat dari sisa kebakaran hutan dan lahan sejak sepekan terakhir di Riau, 18 September 2014. TEMPO/Riyan Nofitra

TEMPO.CO, Jakarta - Greenpeace Indonesia, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan, mencatat jumlah titik api di Riau terus bertambah tiap tahun. Kenaikan tersebut terjadi sejak 2011 hingga Oktober 2014.

“Tak tanggung-tanggung, bertambahnya drastis,” kata Muhammad Tegus Surya, juru kampanye politik kehutanan Greenpeace Indonesia, saat berkunjung ke kantor Tempo, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Desember 2014. (Baca: Asap, 2.000 Warga Riau Terserang ISPA)

Pada 2011, Greenpeace mencatat 6.644 titik api. Jumlah tersebut bertambah sekitar 25 persen pada tahun berikutnya menjadi 8.107 titik api. Kenaikan hampir 50 persen terjadi pada 2013 menjadi 15.112. Kebakaran di Riau mencapai puncaknya pada 2014. “Kami mencatat ada 21 ribuan lebih titik api sampai Oktober tahun ini,” ujar Teguh. (Baca: Jokowi Terima 3 Curhat dari Pemerintah Riau)

Teguh mengatakan banyak faktor penyebab bertambahnya titik api di Negeri Lancang Kuning itu. Dia menuding salah satunya ialah pembukaan lahan gambut oleh korporasi. “Perusahaan membuka kanal di mana-mana untuk mengeringkan lahan.”

Kanalisasi memang membuat lahan gambut kering. “Walhasil, lahan gambut tak punya cadangan air dan gampang terbakar,” kata Direktur Pusat Studi Bencana Universitas Riau Haris Gunawan.(Baca: Jokowi Batal Blusukan Asap, Warga Riau Kecewa)

Di Riau, khususnya di Pulau Tebing Tinggi, memang terdapat beberapa perusahaan yang membuka lahan gambut. Di antaranya, PT Nasional Sago Prima yang membuka lahan gambut untuk sagu dan PT Lestari Unggul Makmur yang membuka lahan untuk konsesi pohon akasia.

AMRI MAHBUB

Baca juga:
Menteri Susi: You Langgar Aturan, Saya Tabrak

Siapa 10 Kepala Daerah Pemilik Rekening Gendut?

Ngotot Kurikulum 2013, Pejabat Ingin Temui Anies

Panggil Arwah Munir, Paranormal Ini Mau Bantu Jokowi

Tetangga Gubernur FPI Lebih Suka Ahok karena...

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

20 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

7 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

22 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

26 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

35 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya