Komandan Datasemen Tiga Satuan Kopaska Armatim Surabaya, Mayor Laut (P) Yudo Ponco Ari, menjelaskan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel, dalam pemaparan penemuan kapal selam milik Jerman oleh TNI, di gedung BPPT I, Jakarta, 11 Desember 2014. Tim penyelam Kopaska TNI Al menemukan bangkai kapal selam Nazi (U-Boat) peninggalan masa Perang Dunia II di kedalaman 25 meter Laut Jawa. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO,Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menemukan bangkai kapal selam Jerman (biasa disebut Unterseeboot atau U-boat) bernomor lambung U-168 di Laut Jawa. Dalam berkas pemeriksaan oleh Sekutu terhadap awak kapal ini disebutkan U-168 tenggelam pada 6 Oktober 1944 pagi akibat ditembak kapal H.N.M.S. Zvaardvish milik militer Belanda.
Dokumen tersebut menyebutkan saat itu kapal sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya. "Untuk sebuah misi operasi di pantai barat Australia," demikian tertulis dalam dokumen tersebut. U-168 terdeteksi oleh radar Belanda saat melintas di koordinat 6°20'30"S, 111°28'E, atau di sekitar perairan Karimun Jawa. (Baca: Tokoh Proklamasi Lindungi Kapal Nazi)
Kapal selam Nazi itu baru saja muncul di permukaan ketika Zvaardvish menembakkan enam torpedo. Salah satunya menghajar ruang torpedo milik U-168. Akibatnya, lambung kapal hancur. Air yang terus masuk menyebabkan kapal tenggelam hingga kedalaman 120 kaki di dasar Laut Jawa.
Sebanyak 22 dari 36 awak kapal tersebut selamat. Sebagian dibawa ke Australia. Kapten U-186, Helmuth Pich, selamat. (Baca: Kapal Nazi Tenggelamkan Tiga Kapal Sekutu)
Kapal U-168 ini merupakan satu dari puluhan kapal Nazi yang melakukan ekspansi ke Penang, Malaysia, pada periode 1943-1944. Saat itu Jerman membantu Jepang selama Perang Dunia II. Indonesia yang diduduki Jepang menjadi lokasi transit.
Penemuan kapal selam tersebut dilakukan oleh sepuluh penyelam dari Komando Pasukan Katak. Pemerintah Jerman meminta hak pemeriksaan atas kapal tersebut.