Jokowi Diminta Perhatikan Suku Anak Dalam

Reporter

Kamis, 11 Desember 2014 22:00 WIB

Sejumlah anak warga kajang mengangkat kayu bakar di kawasan adat Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Minggu (12/12). Masyarakat adat Kajang merupakan salah satu suku yang tinggal di pedalaman Sulawesi Selatan, yang menjauhkan diri dari modernitas dan hidup dari aturan adat serta ajaran leluhur. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jambi - Warga Suku Anak Dalam (SAD) yang bermukim di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dan Bukit Tiga Puluh, Jambi, meminta Presiden Joko Widodo memperhatikan nasib mereka. Permintaan itu disampaikan melalui surat terbuka yang dikirimkan kepada Jokowi, berkaitan dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia.

Dalam surat terbuka itu antara lain diuraikan nasib sekitar 1.000 orang warga SAD yang bermukim di Taman Nasional Bukit Duabelas dan Bukit Tiga Puluh, semakin terjepit akibat kian sempitnya kawasan hutan yang merupakan kediaman dan sumber kehidupan mereka.

"Surat kami kirim dua hari yang lalu. Kami meminta Presiden memperhatikan nasib kami, yang dari waktu ke waktu kian sulit," kata Temenggung (kepala suku) wilayah Kejasung, Jelitai, 59 tahun, kepada Tempo, Kamis, 11 Desember 2014.

Menurut Jelitai, sejak beberapa tahun belakangan ini warga SAD di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas kian sulit mencari makan. Hewan dan umbi-umbian yang merupakan bahan makanan utama semakin sulit dijumpai. Hutan yang menjadi habitat tumbuhan dan hewan, kian gundul akibat perambahan hutan untuk kepentingan bisnis.

Jelitai juga meminta pemerintah bertindak tegas terhadap para pelaku perambah hutan, khususnya di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dan Bukit Tiga Puluh.

Permintaan yang sama dikemukakan oleh Temenggung Pemayung, kepala suku SAD di wilayah Air Hitam. Menurut dia, sudah lebih satu dekade kawasan hutan yang menjadi tempat hidup warga SAD dijadikan Taman Nasional Bukit Duabelas. Namun nasib warga SAD tidak pernah mendapat perhatian pemerintah.

Khusus di Taman Nasional Bukit Duabelas terdapat 50 kelompok kecil warga SAD. Mereka hidup secara nomaden, dan tersebar pada sejumlah kelompok wilayah. Di antaranya kelompok Makekal Hulu, Makekal Tengah, Makekal Hilir, Sungkai, Kejasung Besar, Kejasung Kecil, Terap, Seeagam, dan kelompok Air Hitam.

Temenggung Tengganai Langkao, ketua kelompok wilayah Makekal, menegaskan kebijakan pemerintah yang menjadikan kawasan hutan tempat mereka hidup menjadi taman nasional, melanggar hak-hak dasar warga SAD. “Kami tidak bisa lagi leluasa hidup, karena kawasan hutan itu tidak bisa kami manfaatkan demi kelanjutan hidup kami,” ujarnya.

Atas dasar fakta tersebut warga SAD meminta pemerintah memperlakukan mereka seperti warga lainnya. Warga SAD juga membutuhkan pendataan indentitas kependudukan, dibangunkan fasilitas sekolah, kesehatan, dan fasilitas lainnya.

SYAIOUL BAKHORI

Topik Terhangat

Golkar Pecah | Kasus Munir | Interpelasi Jokowi | Susi Pudjiastuti

Berita Terpopuler:
Dirjen HAM: Menteri Susi seperti James Bond
FPI Ogah Sebut Fahrurrozi Gubernur FPI
Melongok Harta Puluhan Miliar Calon Dirjen Pajak
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang

Berita terkait

8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

12 September 2023

8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

Suku-suku ini lebih memilih isolasi untuk melindungi tanah, budaya, dan kehidupan mereka. Campur tangan pihak luar sering dianggap ancaman.

Baca Selengkapnya

20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

10 November 2021

20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

Pelatihan saat ini digunakan sebagai proyek percontohan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mahasiswa anak Suku Sakai se-Provinsi Riau.

Baca Selengkapnya

Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

24 November 2018

Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

Misionaris muda Amerika Serikat yang diduga tewas dipanah suku terasing Pulau Sentinel menulis catatan terakhirnya sebelum menginjakkan kaki di pulau

Baca Selengkapnya

Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

23 November 2018

Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

Kepolisian India masih berupaya mengevakuasi mayat misionaris Amerika Serikat yang terbunuh di pulau Sentinel yang dihuni suku terasing.

Baca Selengkapnya

Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

23 November 2018

Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

Seperti apa kehidupan suku terasing di pulau Sentinel, Andaman, India yang hidup masih di masa pra-neolitik?

Baca Selengkapnya

Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

23 November 2018

Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

Menurut aparat penegak hukum India, pria AS yang menjadi korban pembunuhan suku terasing di pulau Sentinel bernama John Allen Chau, 26 tahun.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Amazon, Peneliti Temukan Suku Terasing di Brazil

24 Agustus 2018

Ekspedisi Amazon, Peneliti Temukan Suku Terasing di Brazil

Foto udara drone menunjukkan gambar sekilas suku terasing di Amazon Brazil, memperlihatkan 16 orang suku berjalan melalui hutan.

Baca Selengkapnya

Menteri Khofifah Janji Lindungi Suku Mante di Aceh

8 April 2017

Menteri Khofifah Janji Lindungi Suku Mante di Aceh

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menuturkan pemerintah akan melindungi warga Suku Mante yang tinggal di pedalaman hutan dan gua di Aceh.

Baca Selengkapnya

Menteri Khofifah Siapkan Perlindungan untuk Suku Mante Aceh

1 April 2017

Menteri Khofifah Siapkan Perlindungan untuk Suku Mante Aceh

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan keberadaan suku Mante di Aceh mesti dilindungi pemerintah agar tidak punah.

Baca Selengkapnya

Telusuri Suku Mante, Gubernur Aceh Minta Stafnya Pelajari Video  

31 Maret 2017

Telusuri Suku Mante, Gubernur Aceh Minta Stafnya Pelajari Video  

Dalam penelusuran tersebut, Gubernur Zaini sudah memerintahkan Humas Pemerintah Provinsi Aceh menggunakan video rekaman yang viral di internet.

Baca Selengkapnya