TEMPO.CO,Jakarta - Calon Ketua Umum Golkar pesaing Aburizal Bakrie, Airlangga Hartarto, mengaku belum menerima draf tata tertib pemilihan ketua umum partai beringin. Menurut Airlangga, hal itu merupakan sebuah kejanggalan dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar kali ini.
Sebab, draf tata tertib merupakan isu krusial. Airlangga akan berfokus memperhatikan tiap detail sidang pembahasan tata tertib pemilihan kandidat. Rencananya, tahap ini akan dibahas besok pagi. (Diundang ke Munas Golkar, SBY Pilih Kegiatan Ini)
"Ibarat pertandingan sepak bola, penyelenggara, wasit, hakim garis, dan pencatat skor dari kubu lawan," kata Airlangga di Hotel Westin, Ahad malam, 30 November 2014.
Meski tahu ada kejanggalan, Airlangga terus maju lantaran menganggap peserta Munas Bali ini kuorum. Airlangga ingin mengawal munas ini agar proses pemilihan Ketua Umum Golkar tetap demokratis. "Yakni, pemilihan harus tertutup," kata Airlangga. (Inilah Penentang Aburizal Bakrie di Partai Golkar)
Calon yang mengklaim mengantongi 40 persen total dukungan ini juga mendesak agar surat dukungan dari pengurus Golkar di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tidak dianggap sebagai surat suara yang sah dalam munas ini.
Dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Golkar, pemilihan dilakukan dengan cara menyaring kandidat dulu melalui voting tertutup. Yang mendapatkan suara minimal 30 persen akan melaju pada putaran kedua.