Hidayat Nur Wahid: Jangan Dramatisasi Interpelasi

Reporter

Minggu, 30 November 2014 05:48 WIB

Hidayat Nur Wahid. TEMPO/ADITYA HERLAMBANG PUTRA

TEMPO.CO , Jakarta:Anggota DPR yang juga merupakan Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, menegaskan interpelasi DPR kepada presiden Joko Widodo, terkait kenaikan BBM, tetap berjalan. Menurut dia, interpelasi adalah hak dari nggota DPR dan itu konstitusional. Namun dia meminta penggunaan hak tersebut tidak didramatisir.

"Tidak perlu didramatisir seolah-olah interpelasi ini adalah arahnya untuk mengintervensi presiden. Itu terlalu didramatisasi," katanya usai deklarasi Ikatan Ulama Da'i se-ASUAN di Depok, Sabtu, 29 November 2014.(Baca: Ruhut: Demokrat Tolak Dukung Hak Interpelasi)

Interpelasi dilakukan karena menyangkut masalah kebijakan yang melibatkan anggaran negara dengan jumlah sangat besar. Dampak dari kebijakan itu, kata dia, adalah anggaran di atas Rp 100 triliun. Selain itu, penggunaan kartu-kartu sakti Jokowi itu harus diketahui oleh DPR. "Darimana anggarannya dan nomenklaturnya darimana itu kan memerlukan jawaban dan itulah penggunaan hak interpelasi," katanya.

Menurut dia, jika sebelumnya anggota DPR tidak meminta hak jawab itu dari para menteri karena menteri dilarang ke DPR. "Orang para menterinya dilarang ke DPR, bagaimana bertanya pada menteri, iya kan?" ujar Hidayat. Karena para menteri dilarang ke DPR, Hidayat melanjutkan, akhirnya jawaban itu harus ditanya ke presiden. "Dan menurut saya itu syah."(Baca: Siapa 18 Inisiator Interpelasi Jokowi Soal BBM?)

Dia meminya semua lembaga, baik eksekutif dan legislatif bekerja sesuai konstitusi. "Presiden punya aturannya dan DPR juga punya aturannya," kata Hidayat. Jika semuanya saling mempercayai dan bekerja untuk rakyat maka tidak perlu menyatakan seolah-olah interpelasi adalah langkah untuk menghentikan presiden. "Tidak ada itu."

Seperti diketahui, DPR gencar mencari dukungan untuk menggunakan hak interpelasi terhadap kebijak menaikan harga BBM oleh presiden Joko Widodo. Saat ini, sudah ada lebih dari 26 anggota DPR yang menandatangani untuk menggunakan hak interpelasinya.

ILHAM TIRTA

Berita Lain
Media Jiran: Jokowi Pakai Jurus 'Ganyang Malaysia'
Jokowi dan SBY Seolah Saling 'Sindir' di Medsos
Kapal Diusir, Media Jiran Tuding Jokowi Sekutu AS
3 Cerita Manis dan Pahit Malaysia di Era Jokowi






Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

8 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya