Solar Naik, Nelayan di Pacitan Berhenti Melaut  

Reporter

Kamis, 27 November 2014 14:29 WIB

Nelayan yang melakukan aktivitas di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kekurangan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang biasa digunakan untuk operasional mesin kapal pencari ikan. TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Pacitan - Sekitar 600 nelayan andon atau nelayan pendatang di wilayah perairan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, berhenti melaut setelah kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Mayoritas di antara mereka memilih pulang ke daerah asalnya. "Ada yang balik ke Sinjai, Sulawesi Selatan, dan ke Pekalongan, Jawa Tengah," kata Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Pacitan Hartono saat dihubungi Tempo, Kamis, 27 November 2014.

Menurut dia, para nelayan berhenti melaut karena anggaran operasional lebih tinggi dibanding harga jual ikan. Untuk kapal jenis sekoci, misalnya, uang yang harus dikeluarkan mencapai Rp 7 juta buat membeli 600 liter solar, bekal kebutuhan pokok, dan es batu untuk mengawetkan ikan. Sedangkan hasil penjualan ikan tidak lebih dari biaya produksinya. (Baca berita sebelumnya: Pertamina Buat 10 SPDN Bergerak untuk BBM Nelayan)

Apalagi, sejak sepekan terakhir, harga ikan merosot. Ia mencontohkan, harga ikan jenis tuna berkualitas super di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan pada kisaran Rp 32 ribu per kilogram. Padahal harga sebelumnya mencapai Rp 40 ribu per kilogram. "Kalau dipaksa melaut, nelayan jelas rugi. Hal ini dampak dari kenaikan harga bahan bakar dan kondisi gelombang laut tinggi," ujarnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kelautan dan Perikanan Pacitan di Pelabuhan Perikanan Tamperan, Sudjuhan menuturkan berhentinya aktivitas nelayan berdampak pada penurunan produksi di tempat pelelangan. Menurut dia, sebelum harga solar naik, jumlah ikan yang dihasilkan nelayan rata-rata Rp 10 ton per hari. Namun, selama sepekan terakhir, hanya 2 ton saja rata-rata per hari. "Aktivitas di tempat pelelangan ikan juga sepi," katanya. (Baca juga: BPH Migas Dukung Menteri Susi Batasi BBM Nelayan)

Saat ini, ujar Sudjuhan, ikan di tempat pelelangan banyak disuplai oleh nelayan lokal yang menggunakan perahu mesin berkapasitas kecil. Adapun kualitas ikannya lebih rendah dibandingkan hasil tangkapan nelayan yang menggunakan kapal berjenis sekoci dan purse seine. "Karena kapal kecil tidak mampu menembus jarak yang jauh, hanya di sekitar pelabuhan saja," tuturnya.

NOFIKA DIAN NUGROHO




Berita Terpopuler:
Chatib Basri Bocorkan Cerita BBM Naik Era SBY
Adnan Buyung Minta KPK Dibubarkan Saja
Boy Sadikin Diusulkan Jadi Pendamping Ahok
Jokowi: Siapa Bilang Melarang Menteri ke DPR

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

14 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

15 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

21 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

25 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

33 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

42 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

45 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya