TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis investigasi asal Amerika Serikat Allan Nairn akan menemui pimpinan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dia akan berbicara soal wawancaranya dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono.
"Saya diundang datang ke Komnas HAM pada hari Senin (3 November 2014)," katanya ketika dihubungi pada Ahad, 2 November 2014. Dia mengaku siap blakblakan jika dimintai cerita soal Hendropriyono. (Baca:Allan: Prabowo Bisa Jadi Presiden Berbahaya)
Nama Allan mencuat karena merilis wawancaranya dengan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. Belakangan di dalam blog pribadinya, dia juga menurunkan hasil wawancaranya dengan Hendropriyono tentang kematian pejuang hak asasi manusia Munir, peristiwa Talang Sari, peristiwa kerusuhan massal saat referendum Timor Timur pada 1999, dan kedekatannya dengan badan intelijen Amerika Serikat, CIA. (Baca:Kasus Talangsari, Hendropriyono: Mereka Bunuh Diri)
Dalam wawancara Allan dengan Hendropriyono pekan lalu, Hendropriyono mengaku bertanggung jawab secara komando atas pembunuhan Munir. "Bekerja sama dengan agen rahasia Amerika, CIA. "(Juga) melalui unit intelijen Indonesia, BIN," tutur Allan.
Menurut dia, Hendropriyono siap menerima segala konsekuensi atas perbuatannya. Bahkan, Hendro menyatakan bersedia memberikan keterangan kepada Komnas HAM dan Kejaksaan Agung. Namun ia, kata Allan, mengajukan syarat, Komnas dan Kejagung yang menemui dirinya di rumahnya untuk meminta keterangan. (Baca:Komnas: Hendropriyono Datang ke Sini dan Buktikan)
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
34 hari lalu
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.