Menristek dan Pendidikan Tinggi M. Nasir. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan akan mengedepankan reorganisasi kementeriannya hingga akhir tahun 2014. "Agenda pertama saya: reorganisasi dan merger," ujarnya di kantornya, Selasa, 28 Oktober 2014.
Menurut Nasir, bergabungnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke Kementerian Riset menjadi fokus awal pekerjaannya. Nasir menuturkan sebenarnya reorganisasi sudah biasa terjadi bila ada seorang pemimpin baru dalam organisasi. (Baca: Jadi Menteri Ristek, Nasir: Saya Mazhab Nasibiyah)
Dia mengakui bahwa banyak yang khawatir dengan penggabungan ini. Menurut dia, ada yang berpikir bergabungnya dua lembaga akan mengakibatkan ketidaksesuaian serta tugas yang tumpang-tindih. "Tentu jangan seperti itu. Saya ingin jangan sampai ada resistensi dalam perubahan itu," tuturnya. Ia pun yakin penggabungan Dikti dengan Kemenristek akan membuat kementerian yang dipimpinnya semakin bagus. (Baca: Dipisah, Kemendikud Tak Berubah Nama)
Dalam masa transisi penggabungan dua lembaga ini, Nasir meminta semua pegawai bekerja seperti biasa, baik untuk Kementerian Riset dan Teknologi maupun Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. "Juga bagian keuangan di masing-masing tempat, dijalankan seperti biasa sampai 31 Desember 2014," katanya. Dia pun meminta kajian-kajian bisa dilakukan dengan cepat agar percepatan segera bisa dilaksakan. (Baca: Pengamat: Pemisahan Kemendikbud Keputusan Politik)
Nasir juga mengingatkan agar para pegawai memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggannya. "Rakyat itu customer kita. Semua pejabat adalah pelayan bagi customer-nya. Bukan malah kita yang dilayani," katanya.