TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 25 jenis tanaman dari berbagai negara Eropa tumbuh invasif di kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS). Tanaman invasif itu mengancam populasi tanaman endemik di daerah Gunung Bromo dan Gunung Semeru.
"Tanaman tersebut masuk ke Indonesia dibawa seorang botani," kata peneliti pengendali ekosistem kehutanan BBTN BTS, Toni Artaka, Jumat, 24 Oktober 2014. Tanaman tersebut masuk ke Indonesia pada masa kolonialisme. Buku Flora Pegunungan Jawa karya Van Steenis, seorang Belanda, menyebutkan ada seorang ahli botani yang gemar mendatangkan berbagai jenis tumbuhan dari luar negeri. (Baca: Tanaman Impor Berbahaya Dimusnahkan)
Tanaman tersebut digunakan untuk penelitian di sebuah perumahan Belanda di daerah Nongkojajar, Pasuruan. Tanaman yang bersifat invasif, di antaranya, adas (foeniculum vulgare mill), Verbena brasiliensis, kirinyuh (chromolaena odorata), dan kiambang atau kayapu (Salvinia molesta). Tanaman tersebut awalnya untuk penelitian, namun berkembang dan menyebar di kawasan taman nasional.
Tanaman berkembang subur karena tak ada serangga pemakan tanaman sebagai pengendali. Walhasil, tanaman menjadi invasif dan merembet ke sejumlah kawasan sehingga membahayakan tanaman lokal endemik yang berasal dari sekitar BBTN BTS. "Pertumbuhan tanaman lokal terhambat," kata Toni.