Kebakaran Savana Bromo Mematikan Flora dan Fauna  

Reporter

Kamis, 23 Oktober 2014 19:52 WIB

Sejumlah pendaki melintasi hamparan tanaman Verbena brasiliensis di savana Oro-Oro Ombo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur (4/6). Tidak ada yang tahu kapan tanaman semak yang berasal dari Amerika Latin ini mulai tumbuh di gunung Semeru. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Kebakaran hutan di padang savana Gunung Bromo pada tahun ini telah menyebabkan kerugian ekologis yang cukup besar. Savana seluas 1.500 hektare itu adalah tempat berbiaknya aneka jenis tanaman pionir, seperti pakis, alang-alang (Imperata cylindrica), melelo (Styphelia javanica), dan adas (Foeniculum vulgare). Tanaman tersebut menjadi pakan bagi aneka jenis serangga dan sarang burung apung tanah dari marga Anthus.

"Serangga dan tanaman pionir ikut terbakar," kata petugas pengendali ekosistem hutan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS) Toni Artaka, Kamis, 23 Oktober 2014.

Savana tersebut juga merupakan habitat tikus tanah, jelarang, dan luwak. Dampaknya, keseimbangan rantai makanan di kawasan itu terganggu karena tikus tanah selama ini menjadi mangsa utama burung predator, seperti elang, alap-alap, dan burung hantu. (Baca berita lainnya: Elang Jawa Tercatat Satwa Taman Nasional Bromo)

Savana juga menjadi habitat burung cici padi (Zitting cisticola), kipasan (Rhipidura javanica), dan apung tanah. Jika serangga yang selama ini menjadi makanan burung-burung itu sudah tidak ada lagi, mereka bakal bermigrasi ke tempat lain. Saat ini, aneka jenis burung tersebut mulai jarang terlihat. "Burung sangat adaptif, mudah berpindah ke tempat lain," katanya.

Sepanjang tahun ini, padang savana yang terbakar mencapai 1.000 hektare. Sekitar 400 hektare di antaranya terbakar pekan ini, terutama di kawasan Bukit Teletubies. Penyebab kebakaran sebagian besar karena ulah manusia. Salah satunya ialah kebiasaan membuang puntung rokok di kawasan kaldera Tengger. Masyarakat yang membuat perapian pun sering merembet membakar padang savana. (Baca berita sebelumnya: Savana di Bukit Teletubies Gunung Bromo Terbakar)

Jenis vegetasi yang terbakar meliputi cemara gunung, bambu hutan, akasia, dan semak belukar. Cara memadamkan api biasanya dilakukan bergotong-royong bersama petugas jagawana dengan masyarakat sekitar hutan. "Saat kemarau, rumput mengering dan rawan terbakar," katanya.

Untuk mencegah kebakaran, para petugas mengintensifkan patroli ke sekeliling kawasan. Selain itu, mereka memasang papan pengumuman berisi larangan membuang puntung rokok dan membuat perapian. (Baca: Api Padam, 450 Hektare Sabana Bromo Gosong)

Barang siapa yang melanggar akan dijerat Pasal 41 dan 42 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ancaman hukuman kurungan maksimal 10 tahun dan denda Rp 500 juta.

EKO WIDIANTO




Berita Terpopuler:
3 Alasan Jokowi Batal Umumkan Kabinet
Rilis Menteri Batal, Mega Gelar Rapat Rahasia
Rahasia Dokumen di Tangan Jusuf Kalla
Beda Jokowi dan JK Soal Pengumuman Kabinet
Ki Manteb Ungkap Cerita Mobil Listrik Dahlan Iskan

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya