Terdakwa kasus Videotron Hendra Saputra. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak permohonan banding Hendra Saputra, terdakwa kasus korupsi pengadaan videotron di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. (Baca: Hendra Divonis 1 Tahun)
Kepala Hubungan Masyarakat Pengadilan Tinggi DKI Jakarta M. Hatta mengatakan Hendra tetap dihukum sesuai dengan putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
“Menolak permohonan banding dan menguatkan putusan pengadilan tingkat pertama,” kata Hatta mengutip vonis majelis hakim, melalui pesan singkat, Rabu, 22 Oktober 2014.
Menurut Hatta, vonis majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang diketuai Chairil Anwar itu dibacakan pada 9 Oktober 2014.
Vonis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menghukum sopir pribadi anak bekas Menteri Koperasi, Sjarifuddin Hasan, itu satu tahun penjara. Hendra yang didapuk menjadi Direktur PT Imaji Media, pemenang tender proyek pengadaan videotron itu juga didenda Rp 50 juta subsider satu bulan kurungan.
Penasihat hukum Hendra, Fahmi Syakier, belum bisa dikonfirmasi apakah akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Telepon dan pesan singkat dari Tempo belum dijawab.
Kasus dugaan korupsi pengadaan videotron di gedung Smesco milik Kementerian Koperasi bermula dari temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Februari-Mei 2013, yang menyebutkan pengadaannya tak sesuai spesifikasi.
BPK juga menyatakan terjadi kelebihan pembayaran Rp 2,695 miliar. Sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memperkirakan kerugian negara dalam proyek itu Rp 4,78 miliar.
Riefan yang juga menjadi Direktur PT Rifuel kini sedang menjalani persidangan. Dia ditetapkan sebagai tersangka pada 16 Mei 2014.
Penetapan Riefan sebagai tersangka korupsi merupakan pengembangan atas penyidikan perkara Hendra. Perusahaan itu merupakan pemenang lelang proyek videotron.
Dalam dakwaannya, jaksa menyebutkan Riefanlah yang menyuruh Hendra, sopir dan office boy-nya itu mengikuti lelang pengadaan videotron.
Tersangka lainnya adalah ketua panitia penerimaan barang di Kementerian Koperasi Kasiyadi dan pejabat pembuat komitmen Hasnawi Bachtiar. Namun Hasnawi meninggal dunia pada Maret 2014 saat ditahan di Rutan Kejaksaan di Cipinang, Jakarta Timur.
