TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima mengklaim dirinya yang merancang pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Aria satu tim bulu tangkis dengan Edhy Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, sekaligus tangan kanan Prabowo. "Difasilitasi Edhy, saya yang matur (bilang) ke Prabowo," kata Aria kepada Tempo, Jumat malam, 17 Oktober 2014. (Baca: Prabowo Siap Hadiri Pelantikan Jokowi)
Awal pekan, Aria mengontak Edhy untuk mengajukan pertemuan dua tokoh tersebut setelah sekian lama rencana itu tak bisa tembus. Menurut Edhy, ujar Aria, kubu Prabowo tak pernah menerima undangan resmi agar Jokowi dan Prabowo bertatap muka. Sebab itulah, Aria ingin bertemu langsung dengan Prabowo. "Saya pernah dekat karena Prabowo jadi calon wakil presiden Bu Mega." (Baca: Prabowo Beri Hormat, Jokowi Membungkuk)
Edhy menyampaikan permintaan Aria ke Prabowo. Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu pun mengangguk tanda setuju. "Siap-siap Mas Aria, Rabu atau Kamis datang ke Bapak (Prabowo) setelah paripurna DPR," kata Aria menirukan pesan Edhy. Hingga pada Kamis, 16 Oktober 2014, pukul 14.00 WIB, Aria menemui Prabowo di apartemen di Dharmawangsa, Jakarta Selatan. (Baca: Untuk Soal Ini, Jokowi Tolak Permintaan Prabowo)
"Mas Joko ingin ketemu dengan Bapak," ujar Aria kepada Prabowo. Ia menuturkan pertemuan Jokowi dengan Prabowo bertujuan menyejukkan situasi nasional. Prabowo menyambut baik rencana itu karena Jokowi dinilainya satu visi dengannya, yakni menjaga kedaulatan NKRI, UUD 45, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keduanya sepakat bertemu pada Jumat, 17 Oktober 2014, pukul 10.00 WIB di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Aria kemudian menyampaikan hasil pertemuan itu kepada Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto. Malamnya, Aria dan Andi langsung membahas rencana pertemuan tersebut di rumah dinas Jokowi di kawasan Taman Suropati, Jakarta Pusat. Akhirnya, pertemuan Jokowi dengan Prabowo yang berlangsung lancar dan menimbulkan sentimen positif. (Baca: Prabowo Ucapkan Selamat Pada Jokowi)
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca juga:
Prabowo Ditantang Jadi Negarawan di Pelantikan Jokowi
Jokowi Boyong 60 Orang Keluarganya ke Pelantikan
Jadi Calon Menteri, Rini Dinilai Miskin Prestasi
Romy Resmi Jadi Ketua Umum PPP Muktamar Surabaya
Berita terkait
Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?
16 hari lalu
Prabowo Subianto dinilai bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaParpol hingga Ketua MPR Dorong Rekonsiliasi Nasional seusai Pemilu 2024
17 hari lalu
Pengamat meyakini Prabowo bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati.
Baca SelengkapnyaRekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK
22 hari lalu
Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.
Baca SelengkapnyaSikap Menteri Jokowi hingga Indef Soal Seruan Rekonsiliasi Nasional Usai Pemilu 2024
46 hari lalu
Ekonom Indef menilai rekonsiliasi nasional usai Pemilu 2024 penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Baca Selengkapnya5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra
8 Juni 2022
Politikus senior M Taufik dipecat dari Gerindra karena dinilai telah membuat dosa politik dan pembangkangan pada partai dan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024
8 Juni 2022
Politisi Partai Gerindra menegaskan partainya tetap kukuh mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaRiza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik
8 Juni 2022
Pemecatan resmi Muhammad Taufik bakal ditentukan DPP Partai Gerindra.
Baca SelengkapnyaTaufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra
7 Juni 2022
Politikus senior Gerindra Muhammad Taufik mengatakan jika harus bergeser, maka akan mencari partai yang nasionalis.
Baca SelengkapnyaGerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan
7 Juni 2022
Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan M Taufik dari partai barurekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra.
Baca SelengkapnyaKontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres
2 Juni 2022
Politikus senior Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik akan mundur dari partainya demi bisa mendukung Anies Baswedan.
Baca Selengkapnya