Kekeringan, Warga Cirebon Beli Air untuk Isi Sumur

Reporter

Editor

Zed abidien

Sabtu, 18 Oktober 2014 04:00 WIB

Warga di sejumlah desa di wilayah Kabupaten tangerang menyerbu tangki air bantuan Perusahaan Air Minum wilayah itu karena krisis air bersih akibat kekeringan. TEMPO/Joniansyah

TEMPO.CO, Cirebon - Kekeringan membuat warga Cirebon membeli air untuk dimasukkan ke sumur yang sudah mengering. Hal ini diungkapkan Ibnu, 32 tahun, warga RT 01 RW 01 Desa Gua Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon. "Sumur sudah kosong sejak lebih dari dua minggu lalu," katanya, Jumat, 17 Oktober 2014.

Ibnu menjelaskan, akibat musim kemarau tahun ini, tidak ada air yang mengucur setetes pun dari sumur yang biasanya disedot dengan mesin pompa itu. Padahal selama ini air sumur digunakan untuk semua kebutuhan sehari-hari, baik mandi, mencuci, maupun minum. Akhirnya Ibnu pun membeli air untuk mengisi sumurnya yang sudah kering.

Satu truk air dibeli dengan harga Rp 120 ribu. "Air dari truk itu selanjutnya diisi ke dalam sumur," katanya. Air itu bisa bertahan hingga dua minggu. "Dua hari lalu saya sudah beli lagi. Berarti saya sudah beli dua kali sejak kemarau ini datang." Namun air yang diambil bersumber dari air sungai, sehingga air itu pun tetap tidak bisa digunakan untuk memasak dan minum. "Tetap saja harus beli air galon (air isi ulang)," katanya.

Mahalnya air yang harus dibeli membuat warga harus mengakalinya. "Saya patungan dengan kakak untuk membeli air mengisi sumur," kata Maksum, 41 tahun, warga desa lainnya. Sekalipun rumah mereka berdekatan, Maksum dan kakaknya memiliki sumur masing-masing. Namun saat ini mereka hanya menggunakan satu sumur untuk mengisi air yang dibeli dari truk. "Kami beli air seharga Rp 150 ribu per truk, karena jarak rumah kami dengan sumber air cukup jauh," katanya.

Adapun Tolap, 42 tahun, seorang sopir truk pengangkut air, mengaku musim kemarau membawa berkah untuk dirinya. "Sebelumnya saya mengangkut pasir dan batu," katanya. Namun, setiap musim kemarau, Tolap dan teman-teman sesama sopir pengangkut pasir dan batu beralih profesi menjadi pengangkut air.

Jika mengangkut batu dan pasir hanya bisa 1-2 rit dalam sehari, untuk mengangkut air Tolap mengaku bisa membawa hingga 15 rit sehari. "Jaraknya pun tidak terlalu jauh, jadi bolak-baliknya bisa cepat," katanya.

Agar bisa mengangkut air, bak truk yang terbuka dimodifikasi dan ditutup menggunakan terpal, sehingga air pun bisa tertampung di bak tersebut. Air yang sudah tertampung di dalam bak selanjutnya disalurkan ke sumur-sumur warga yang sudah memesan dengan menggunakan selang.

IVANSYAH

Berita Lain
Jokowi Jadi Presiden, Ahok Ajukan Satu Permintaan
Pelantikan Jokowi, 30 Truk Relawan Subang Datang
Prabowo Ditantang Jadi Negarawan di Pelantikan Jokowi
Ahok: Rem Saya Sudah Tak Ada

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

38 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

44 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

50 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya