TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto menyerukan kepada pendukungnya untuk rekonsiliasi dengan kubu pendukung Joko Widodo. Ia mengakui masih ada di antara pendukungnya yang sakit hati terkait dengan pemilihan presiden Juli lalu. Namun Prabowo berharap perbedaan pandangan tidak menimbulkan perpecahan bangsa.
"Saya ingin menjaga persatuan nasional," ujar Prabowo melalui surat terbukanya yang diunggah di laman Facebook-nya, Prabowo Subianto, Jumat, 17 Oktober 2014. Koordinator Media Center Prabowo, Budi Purnomo Karjodihardjo, membenarkan akun Facebook itu memang milik Prabowo.
Dalam suratnya itu, Prabowo menuliskan bahwa dalam pemilihan presiden yang lalu ada yang berbuat curang. Namun dia meminta semua pendukungnya untuk bersifat kesatria dan tidak membalas kebencian serta fitnah dengan cara yang sama. "Janganlah kita bertindak seperti Kurawa."
Prabowo menilai di pihak PDI Perjuangan dan koalisinya terdapat para patriot yang juga cinta bangsa, negara, dan rakyat. Mereka, ujar Prabowo, juga terus berjuang untuk nilai-nilai yang dirinya pegang teguh. Nilai itu adalah Pancasila, UUD 1945 yang utuh dan asli, NKRI yang kuat, serta Bhinneka Tunggal Ika. "Kita harus ingat bahwa pihak yang berseberangan dengan kita dalam pertarungan politik tidak otomatis harus menjadi musuh kita."
Surat terbuka Prabowo tersebut melengkapi pertemuannya dengan presiden terpilih Joko Widodo di kediaman ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Prabowo dan Jokowi menggelar pertemuan tertutup selama 15 menit. (Baca: Hanya Sebentar Ketemu Prabowo, Ini Alasan Jokowi)
Turut hadir dalam pertemuan itu, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, Ketua Tim Transisi Rini Sormarno, Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto, dan anggota Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita lain:
Pelantikan Jokowi, 30 Truk Relawan Subang Datang
Prabowo Beri Hormat, Jokowi Membungkuk
Untuk Soal Ini, Jokowi Tolak Permintaan Prabowo
Ahok: Rem Saya Sudah Tak Ada
Berita terkait
Gelar Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Palsu
5 November 2019
Polisi memastikan tiga gelar akademik milik Irwannur Latubual, pria yang menghebohkan saat pelantikan Jokowi, palsu.
Baca SelengkapnyaPemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Mengaku Keturunan Raja
5 November 2019
Tersangka pemilik mobil saat pelantikan Presiden Jokowi, Irwannur Latubual, mengatakan dua parang yang ia bawa merupakan peninggalan dari keluarganya.
Baca SelengkapnyaKomplotan Bom Ketapel Mau Lepaskan Monyet saat Pelantikan Jokowi
22 Oktober 2019
Kelompok yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi itu telah membeli 8 ekor monyet untuk dilepas di gedung DPR/MPR saat pelantikan berlangsung.
Baca SelengkapnyaEggi Sudjana Dibawa Polisi, Tetangga Rumah Mewahnya Protes
22 Oktober 2019
Eggi Sudjana terseret kasus upaya penggagalan pelantikan Jokowi karena masuk dalam grup WA komplotan bom ketapel dan sempat diminta menyumbang dana.
Baca SelengkapnyaSeorang Ibu Biayai Bom Ketapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi
21 Oktober 2019
Kelompok yang menggunakan peledak berbentuk bola karet dengan ketapel untuk menggagalkan pelantikan Jokowi ini beranggotakan 6 orang.
Baca SelengkapnyaUsai Dilantik, Dua KEK Batam Tunggu Tanda Tangan Jokowi
21 Oktober 2019
Usai dilantik, Pemerintah Kota Batam berharap Jokowi segera menandatangani PP tentang dua KEK di wilayah itu.
Baca SelengkapnyaJokowi Dua Periode, PUPR Tetap Fokus Infrastruktur Kerakyatan
21 Oktober 2019
Memasuki periode II kepemimpinan Jokowi, PUPR memastikan bakal tetap memprioritaskan infrastruktur kerakyatan.
Baca SelengkapnyaPimpinan KPK Berprasangka Baik terhadap Pidato Pelantikan Jokowi
21 Oktober 2019
Mimpi 2045 sejahtera mustahil tercapai bila korupsi berlanjut. Pimpinan KPK menganggap Jokowi punya gambaran di tahun itu Indonesia minim korupsi.
Baca SelengkapnyaSehari Usai Pelantikan Jokowi, IHSG Dibuka Menguat
21 Oktober 2019
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat pada perdagangan perdana setelah pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaTak Terpengaruh Pelantikan Jokowi, Pasar Obligasi Tunggu Kabinet
21 Oktober 2019
Pelantikan Jokowi - Ma'ruf Amin kemarin diprediksi tak berpengaruh besar pada perdagangan obligasi.
Baca Selengkapnya