Jokowi Belum Laporkan Calon Menteri ke KPK  

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 14 Oktober 2014 16:25 WIB

Jokowi bersama Mark Zuckerberg berbicara kepada media saat mengunjungi Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, 13 Oktober 2014. TEMPO/Dasril Roszandi.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Adnan Pandu Praja mengaku pihaknya belum menerima daftar kandidat menteri yang akan masuk dalam kabinet presiden terpilih Joko Widodo. "Belum ada daftar nama calon yang dikirim ke KPK," kata Pandu di gedung KPK, 14 Oktober 2014.

Tim Transisi bentukan Jokowi bertekad membentuk kabinet antikorupsi. Karena itu, mereka berencana meminta bantuan KPK serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk menelusuri nama-nama calon menteri. Padahal pelantikan Jokowi sebagai presiden tinggal enam hari lagi. Setelahnya, Jokowi akan mengumumkan postur kabinetnya. (Baca: KPK Sebut Jokowi Tak Punya Rekening di Luar Negeri)

Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto pernah mengatakan alasan pelibatan KPK dan PPATK dalam seleksi menteri yakni karena mereka memiliki mekanisme dalam membentuk pemerintahan yang bersih. Mekanisme itulah yang akan dipelajari dan diterapkan sejak awal pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Setelah sudah ada kriteria dari KPK, ujar Andi, barulah Jokowi yang akan menyeleksi calon menterinya. (Baca: Dugaan Korupsi Solo, KPK: Jokowi Clear)

Jokowi dikabarkan sedang menjaring beberapa nama kandidat menteri. Tiga nama disebut-sebut bersaing dalam bursa Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia kabinet Jokowi-JK.

Ketiganya adalah bekas komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi, Mas Achmad Santosa, atau kerap disebut Ota, Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, dan Direktur Jenderal Hukum Umum Harkristuti Harkrisnowo. Sedangkan nama-nama lain turut mencuat menjadi kandidat pembantu presiden tersebut.

Nama Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, serta Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan mencuat dalam seleksi calon menteri ekonomi kabinet pemerintahan Jokowi. (Baca: KPK Luncurkan Bus Antikorupsi Hibah dari Jerman)

Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II 2009-2010, Sri Mulyani, kemungkinan besar akan diplot menjadi Menteri Koordinator Perekonomian. Sedangkan Bambang, yang menjadi Wakil Menteri Keuangan sejak Oktober 2013, akan menjadi Menteri Keuangan.

Gubernur Bank Indonesia Agus Dermawan Wintarto Martowardojo juga disebut-sebut sebagai calon kuat Menteri Keuangan. Agus pernah menjadi Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II 2010-2013 menggantikan Sri Mulyani.

Adapun Jonan, yang kariernya kian moncer lantaran dianggap berhasil membenahi PT KAI, disebut-sebut bakal ditaruh di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

LINDA TRIANITA

Berita Terpopuler

Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Di Yogya, Bos Facebook Selfie Bareng Ibu-ibu

Pemuda Ini Diajak Bos Facebook Bertemu Jokowi

Zuckerberg Senang, Facebook Tembus Perkampungan

Berita terkait

KPK Sita 3 Kendaraan Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Satu Mercedes Benz Sprinter Diduga Sengaja Disembunyikan

5 jam lalu

KPK Sita 3 Kendaraan Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Satu Mercedes Benz Sprinter Diduga Sengaja Disembunyikan

KPK juga menyita sebuah rumah milik Syahrul Yasin Limpo senilai Rp 4,5 miliar di Panakukang, Makassar.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Sodorkan 20 Nama Calon Pansel KPK ke Jokowi, Siapa Saja?

13 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Sodorkan 20 Nama Calon Pansel KPK ke Jokowi, Siapa Saja?

Siapa saja calon pansel KPK yang disodorkan ke Jokowi?

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kasus Korupsi PT Taspen, KPK Periksa Rina Lauwy Mantan Istri Dirut

13 jam lalu

Penyidikan Kasus Korupsi PT Taspen, KPK Periksa Rina Lauwy Mantan Istri Dirut

Mantan istri Dirut PT Taspen itu pernah diperiksa KPK sebagai saksi kasus korupsi PT Taspen pada 1 September 2022.

Baca Selengkapnya

Alasan Koalisi Usulkan 20 Nama Pansel KPK di Luar 11 Nama yang Beredar

13 jam lalu

Alasan Koalisi Usulkan 20 Nama Pansel KPK di Luar 11 Nama yang Beredar

Usulan calon pansel KPK itu berasal dari pelbagai unsur, mulai dari akademisi, praktisi, hingga pegiat antikorupsi.

Baca Selengkapnya

Anggap Putusan Sela PTUN Tak Tepat, ICW Minta Dewas KPK Hukum Nurul Ghufron Mengajukan Pengunduran Diri

16 jam lalu

Anggap Putusan Sela PTUN Tak Tepat, ICW Minta Dewas KPK Hukum Nurul Ghufron Mengajukan Pengunduran Diri

ICW meminta Dewas KPK menjatuhkan hukuman kepada Nurul Ghufron berupa, "diminta untuk mengajukan pengunduran diri sebagai pimpinan.

Baca Selengkapnya

Jelang Vonis Etik Nurul Ghufron, Dewas KPK Diminta Tak Takut Meski Dilaporkan ke Bareskrim

18 jam lalu

Jelang Vonis Etik Nurul Ghufron, Dewas KPK Diminta Tak Takut Meski Dilaporkan ke Bareskrim

IM57+ Institute meminta Dewan Pengawas KPK tidak takut dalam menjatuhkan vonis etik terhadap Nurul Ghufron

Baca Selengkapnya

Pesan Eks Penyidik ke Nurul Ghufron untuk Tidak Bikin Gaduh KPK: Kalau Tidak Salah, Ikuti Saja Prosesnya

19 jam lalu

Pesan Eks Penyidik ke Nurul Ghufron untuk Tidak Bikin Gaduh KPK: Kalau Tidak Salah, Ikuti Saja Prosesnya

Yudi mengatakan jika pun merasa benar, seharusnya Nurul Ghufron mengikuti rangkaian pemeriksaan dugaan pelanggaran etik di Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

SYL Peras Anak Buah Bayar Durian Musang King, Beri Bantuan Kiai di Karawang, hingga Bayar Servis Mobil Mercy

19 jam lalu

SYL Peras Anak Buah Bayar Durian Musang King, Beri Bantuan Kiai di Karawang, hingga Bayar Servis Mobil Mercy

Tidak hanya itu, ia membenarkan bahwa pernah mengeluarkan Rp 46 juta untuk Durian Musang King untuk SYL saat ditanyai oleh jaksa KPK.

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Indikasi Tindak Pidana Korupsi Belum Bisa Disimpulkan

21 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Indikasi Tindak Pidana Korupsi Belum Bisa Disimpulkan

Jubir KPK mengatakan tim LHKPN telah mengkonfirmasi soal kepemilikan harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean.

Baca Selengkapnya

Duduk Perkara Dugaan Rekening Gendut Rp 60 Miliar Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Perseteruan dengan Bekas Dirut PT Mitra Cipta Agro

21 jam lalu

Duduk Perkara Dugaan Rekening Gendut Rp 60 Miliar Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Perseteruan dengan Bekas Dirut PT Mitra Cipta Agro

Perseteruan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi Hutahaean dan eks Direktur Utama PT Mitra Cipta Agro Wijanto Tirtasana kian memanas.

Baca Selengkapnya