Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) bersama Wakil Presiden Boediono (kanan), Ketua DPR-RI Setya Novanto (ketiga kiri), Ketua DPD-RI Irman Gusman (kedua kiri) dan Ketua KPU Husni Kamil Manik menunaikan salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta, 5 Oktober 2014. ANTARA/Fanny Octavianus
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi partai pendukung Prabowo Subianto berencana mengevaluasi komitmen Partai Persatuan Pembangunan. Langkah itu diambil lantaran partai tersebut membelot ke kubu Jokowi dalam pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat. (Baca juga yang lain: Heboh DPR Jegal Jokowi, Fahri: Jangan Paranoid!)
"Keputusan itu diserahkan kepada petinggi Koalisi Merah Putih, khususnya para pimpinan partai," ujar Setya Novanto, politikus Partai Golkar sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 8 oktober 2014. (Baca: Menang di MPR, Setya Novanto: Terima Kasih SBY)
Setya mengaku tidak bisa memaksakan ajakan tersebut. Menurut dia, dinamika yang terjadi di lingkup internal partai berlambang Ka'bah itu merupakan proses politik yang patut dihargai. "Kami tidak bisa menghalangi. Inilah perwujudan KMP dalam menghargai demokrasi."
Sinyal berbeda dinyatakan Sekretaris Jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya yang juga menjabat Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. Menurut dia, dukungan PPP terhadap kubu Jokowi akan mengubah nota kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.
"Mungkin kesepakatan yang lama tidak sesuai lagi," ujar Fadli. Perubahan itu tergantung pada posisi yang akan PPP ambil, apakah akan tetap berada di barisan Prabowo atau tidak. "Yang jelas, dapatlah. Mereka kan berjuang bersama kami sejak awal." (Baca: Investor Tunggu Sikap Politik Megawati dan Kalah di MPR, Koalisi Jokowi-Prabowo, 0-5)