Ayah Terduga ISIS Tuding Ada Skenario Polisi  

Reporter

Kamis, 18 September 2014 09:06 WIB

Densus 88 menggiring warga negara asing asal Turki terduga Teroris yang terlibat Jaringan Islamic State o Iraq and Syiriah (ISIS) di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 14 September. Keempat terduga teroris tersebut ditangkap oleh Densus 88 di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Palu - Keluarga Saiful Priatna alias Ipul, salah satu terduga anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror di Kabupaten Parigi Moutong pada Sabtu, 13 September 2014, menuduh penangkapan itu rekayasa. “Ini semua skenario, sehingga anak saya dikorbankan,” ujar Djubir Usman, ayah Saiful, kepada Tempo, Rabu, 17 September 2014. (Baca: Polri Gandeng Imigrasi Ungkap WNA Terduga Teroris)

Menurut dia, pernyataan polisi mengenai dugaan keterlibatan anaknya dengan kelompok ISIS melalui pemberitaan di media massa adalah bagian dari skenario. “Pemberitaan anak saya diduga anggota ISIS sudah mendunia, padahal polisi belum memiliki bukti kuat,” tuturnya seraya menyesali penangkapan itu. (Baca: Paham Ini Jadi Cikal Bakal ISIS)

Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia menyebut tiga warga yang ditangkap pada Sabtu lalu adalah Saiful, M. Irfan, 21 tahun, dan Yudit Chandra alias Ichan, 28 tahun. Tiga warga Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah, tersebut membawa empat WNA asal Tiongkok pemegang paspor Turki yang diduga jaringan teroris Santoso di Poso. Mereka juga disebut jaringan ISIS yang kini sudah mengubah diri menjadi Negara Islam. (Baca: 4 Warga Turki Masuk ke Indonesia Secara Ilegal)

Djubir meragukan pemeriksaan terhadap anaknya itu. Apalagi, selama ini, pemeriksaan itu berlangsung tanpa didampingi pengacara. “Saya ragu, bisa saja nanti polisi buat-buat bukti supaya anak saya jadi tersangka,” katanya. Ia yakin anaknya tak terlibat.

Ayah dua anak yang sehari-hari berdagang di depan rumahnya di Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah, itu juga mengkritik pemberitaan di media massa yang dinilainya hanya berdasarkan fakta-fakta hukum lemah dari kepolisian. “Kami sudah lihat berita menggunakan fakta hukum seadanya. Semua ini seperti skenario,” ujarnya.

Sementara itu, komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Siane Indriani, mendesak agar tiga warga Kota Palu itu diperlakukan sebagaimana mestinya. Ia meminta polisi melayangkan surat penangkapan, didampingi pengacara, dan diberi hak bagi keluarga menemui mereka. “Polisi juga harus menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah,” tuturnya.

AMAR BURASE



Baca juga:
Ini Daftar Kandidat Kuat Pengisi Kabinet Jokowi
Bimbim Slank Demen Bila Ahok Marah
Jokowi Siapkan 2 Pos Menteri untuk Partai KMP
Koin Logam 5.200 SM Ditemukan di Gunung Padang
Artidjo: Luthfi Lakukan Korupsi Politik

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

22 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

41 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

42 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

50 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

51 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

53 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

53 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

53 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

54 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

54 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya