Ahmad Ni'am Salim, duta besar Indonesia untuk Aljazair. Uii.ac.id
TEMPO.CO, Semarang - Duta Besar RI untul Aljazair, Ahmad Niam Salim, meninggal di negara tempatnya bertugas, Rabu dinihari WIB sekitar pukul 01.00, 17 September 2014. “Adik saya sakit ada penggumpalan darah di otak,” kata kakak Niam, Kholik, kepada Tempo, Rabu.
Keluarga Niam di Semarang dan Jepara berduka atas meninggalnya Niam tersebut. Kholik belum bisa memastikan kapan jenazah Niam Salim akan dibawa ke Indonesia. Berdasarkan informasi yang dia terima, pada pukul 08.00 waktu Alzajair jenazah baru dilakukan upacara serah terima.
Keluarga belum bisa memastikan apakah jenazah Niam akan dikebumikan di Semarang atau di Jepara. Selama ini Niam tinggal di sebuah rumah di Kedungpane, Kota Semarang. Akan tetapi, Niam merupakan pria asli dari Jepara.
Kholik menyatakan Niam sakit mendadak. Niam tiba-tiba jatuh sakit pada Sabtu pagi waktu Aljazair. Saat itu Niam hendak salat Subuh, tapi ternyata tidak bisa bangun. “Mulai saat itu sudah tak sadarkan diri dan tak bisa berbicara,” kata Kholik.
Kholik mengatakan Niam sebenarnya dirawat intensif di sebuah rumah sakit di Alzajair. Niam juga berencana untuk dirawat di sebuah rumah sakit di Prancis.
Sebelum menjadi duta besar di Aljazair, Niam dikenal sebagai politikus di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Lima tahun lalu ia pernah menjadi calon legislatif DPR untuk daerah pemilihan Jawa Tengah II. Gagal menjadi anggota DPR, selang beberapa tahun Niam kemudian menjadi duta besar, tepatnya sejak 2012.
Niam meninggalkan seorang istri bernama Maesaroh dan dua anak bernama Infa Amalia dan Aufa Alghiffari.