Anggota DPRD Blitar Dituding Cuma Nongkrong  

Reporter

Kamis, 11 September 2014 07:26 WIB

Sejumlah anggota dewan memainkan telepon genggamnya saat berlangsungnya Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Nusantara II, Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, (12/4). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Blitar - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Blitar yang dilantik akhir Agustus lalu belum juga bekerja. Mereka dituding memakan gaji buta karena sejak dilantik kerjanya hanya nongkrong. (Baca juga: KPK Ngeri Bila Pilkada di DPRD)

Pengurus Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Blitar Mahathir Muhammad mengatakan 50 anggota DPRD saat ini sama sekali tidak bekerja dan menjalankan aktivitas parlemen. Mereka disebutnya hanya nongkrong dan hilir mudik di kantor Dewan. "Enggak ada kerjaan sama sekali," ujar Mahathir, Rabu, 10 September 2014.

Sejak dilantik akhir Agustus lalu, para wakil rakyat ini memang praktis tak melakukan kegiatan sama sekali. Mereka berdalih belum memiliki alat kelengkapan Dewan. Celakanya, menurut Mahathir, tak ada satu pun wakil rakyat tersebut yang berinisiatif membentuk alat kelengkapan tersebut.

Menurut pantauan para mahasiswa, para wakil rakyat itu hanya terlihat nongkrong di ruang kerja mereka sambil kasak-kusuk membicarakan hal tak penting. Bahkan ruang rapat yang seharusnya mulai digunakan membahas alat kelengkapan Dewan sebagai sarana bekerja terlihat lengang.

Padahal, sejak dilantik bulan lalu, setiap wakil rakyat telah menerima gaji dari pemerintah dalam jumlah yang cukup besar. Menurut Mahathir, gaji anggota Dewan sebesar Rp 11 juta per bulan, sementara ketuanya mencapai Rp 15 juta per bulan. (Lihat foto-foto Lamborghini Lulung Lunggana, Anggota DPRD Jakarta)

Anehnya, meski tak ada yang dikerjakan, tingkat kehadiran mereka ke kantor cukup tinggi. Hal ini diduga karena motivasi mereka untuk mendapatkan tunjangan representatif yang diukur dari tingkat kehadiran.

Dalam pemilihan umum kemarin, gedung wakil rakyat Kabupaten Blitar diisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang menempatkan wakilnya sebanyak 13 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (9 kursi), Partai Amanat Nasional (7 kursi), Partai Gerakan Indonesia Raya (7 kursi), Partai Demokrat (4 kursi), Partai NasDem (3 kursi), Partai Keadilan Sejahtera (3 kursi), dan Partai Persatuan Pembangunan (3 kursi).

"Ini memang menyalahi asas kepatutan karena Dewan terkesan menganggur," kata Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPC PKB Kabupaten Blitar Imron Rosyadi ketika dimintai tanggapannya, Rabu, 10 September 2014.

Pejabat sementara Ketua DPRD Blitar Marheinis Urip Widodo berjanji akan segera menyelesaikan alat kelengkapan ini agar mereka bisa segera bekerja. "Kami akan secepatnya membentuk kelengkapan Dewan," katanya.

HARI TRI WASONO

Terpopuler
Gerindra: Ahok Tak Tahu Terima Kasih

Benda Ini Wajib Dibawa Jokowi-Iriana ke Istana

SBY Ajak Komunitas Pendukungnya Bantu Jokowi

Ahok Mundur dari Gerindra, Ini Kata Jokowi
















Advertising
Advertising

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

1 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

5 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

8 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

36 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

43 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

47 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

52 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

4 Maret 2024

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

2 Maret 2024

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

Penganiayaan Komisioner KPU dan perusakan Gedung DPRD Jayawijaya berawal saat massa Distrik Asotipo datang membawa alat tajam dan batu.

Baca Selengkapnya