Panglima: Industri Strategis Pertahanan Harus Diproteksi
Reporter
Editor
Rabu, 4 Mei 2005 12:14 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengharapkan perusahaan industri strategis mendapatkan proteksi sehingga tetap mampu berproduksi ketika anggaran pertahanan terbatas. Ia mengemukakan hal itu dalam kunjungannya ke PT Pindad di Bandung, bersama para pejabat Mabes TNI, Angkatan Darat, dan Departemen Pertahanan, untuk melihat dari dekat kualifikasi senjata buatan dalam negeri. Sejauh ini, kata Endriartono, PT Pindad yang memproduksi persenjataan untuk Angkatan Darat hanya dibeli oleh TNI. Padahal TNI hanya membeli ketika ada anggarannya. "Sehingga perusahaan ini harus mendapat proteksi dari Pemerintah," kata dia saat memberi sambutan dalam acara tersebut, Rabu (4/5). Ia menyatakan, dirinya memiliki obsesi untuk mengembangkan industri pertahanan, seperti Pindad, PT Dirgantara Indonesia, maupun PT PAL. Dengan demikian, ketergantungan pada negara luar bisa ditekan seminimal mungkin. “Karena kami merasakan sangat (kesulitan) dengan ketergantungan tinggi pada negara lain," kata Endriartono. Ia mencontohkan, pada bidang amunisi yang merupakan kebutuhan pokok bagi tentara masih tergantung pada negara lain. Endriartono mengibaratkan amunisi seperti nasi yang merupakan makanan harian bagi tentara. “Kalau distop (di Embargo) tentara Indonesia mati,” tandasnya. Karena itu, lanjutnya, “Saya ingin Pindad yang memenuhi kebutuhan pokok TNI dan obsesi saya Pindad mampu melengkapi kebutuhan TNI. Agus Supriyanto