Ganjar Pranowo melambaikan tangan kepada pengunjungnya dalam pesta rakyat seusai dirinya dilantik menjadi Gubernur Jawa Tengah 2013-2018 di Gedung DPRD Jateng, Semarang, (23/8). Tempo/Budi Purwanto
TEMPO.CO,Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta 100 anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 untuk berani menolak pemberian gratifikasi atau suap. Permintaan itu disampaikan Ganjar seusai acara pelantikan dan pengambilan sumpah anggota DPRD Jawa Tengah, Rabu, 3 September 2014. (Baca: Ganjar Tantang DPRD Jawa Tengah Debat Terbuka)
Menurut Ganjar, godaan bagi anggota Dewan sangat besar. "Nuansa politik tinggi sekali, maka, kalau Dewan tak mau menerima gratifikasi, maka itu top banget," kata Ganjar Pranowo, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia berharap slogan "Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi" (Tidak Korupsi, Tidak Berbohong), yang dia pakai saat berkampanye, bisa diterapkan oleh kalangan DPRD Jawa Tengah.
Ganjar berharap DPRD yang baru bisa menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mendeklarasikan diri tak mau menerima ataupun memberikan gratifikasi. Dia mengajak DPRD yang baru untuk berani membuat revolusi di tengah buruknya pandangan publik terhadap parlemen. "Jika DPRD bisa menolak gratifikasi, maka relasi dengan pihak eksekutif bisa dijalin dengan baik atas kepentingan masyarakat," katanya.
Ganjar juga meminta agar rapat-rapat anggota DPRD Jawa Tengah bisa dilakukan secara terbuka. "Tidak ada istilah rapat tertutup dan rapat setengah kamar," kata bekas anggota DPR ini. Jika hal itu bisa dilakukan, Ganjar yakin Jawa Tengah akan bisa memelopori reformasi parlemen. (Baca:Urus Trans Jawa, PU Gandeng GanjarPranowo)
Ketua DPRD Jawa Tengah sementara, Rukma Setyabudi, menyatakan pihaknya akan bekerja semaksimal mungkin dan mengabdi untuk rakyat. Dan tidak bekerja atas kepentingan golongan atau pesanan kelompok tertentu.