Koalisi Merah Putih Tunggu Usulan Anggaran Jokowi

Reporter

Editor

Budi Riza

Jumat, 29 Agustus 2014 18:51 WIB

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla bersama Ketua fraksi PDI-P Puan Maharani, ketua fraksi PKB Marwan Jafar (kiri) dan ketua Kepala staf Tim Transisi Jokowi-JK Rini Soemarno Soewandi (kanan), menjawab pertanyaan wartawan seusai rapat tertutup, di Kantor Transisi Jokowi-JK, Jakarta, Kamis 28 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menunggu usulan resmi dari presiden terpilih Joko Widodo mengenai postur dan rencana kerja pemerintahan mendatang. Di parlemen, Koalisi Merah Putih akan bersikap kritis terhadap kebijakan yang dikeluarkan Jokowi-JK.

"Pemerintah usulkan, DPR yang bakal bahas," kata Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Abdul Hakim, Jumat, 29 Agustus 2014. Dia menuturkan PKS akan memperhatikan dengan cermat bagaimana program-program Jokowi-JK. "Bagaimana agar usulan pemerintah sesuai dengan kepentingan rakyat." (Baca: Waketum PAN: Kami Tetap di Koalisi Merah Putih)

Terkait dengan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, Abdul Hakim mengatakan sikap terakhir partainya adalah menolak pencabutan subsidi. Namun, ujar dia, posisi PKS masih bisa berubah, tergantung pada dinamika politik. Dia menegaskan bahwa sejauh ini pemerintah belum mengusulkan apa pun mengenai pencabutan subsidi. "Kami belum rapat."

Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Arwani Tomafi menuturkan PPP belum tahu program Jokowi seperti apa. Menurut dia, sikap masing-masing fraksi baru akan ketahuan setelah pelantikan pemerintahan yang baru pada 20 Oktober mendatang. "Pemerintah punya kewenangan luas untuk menjalankan programnya," katanya.

Menurut Arwani, PPP tak terlalu melihat siapa pemegang kendali pemerintahan. Menurut dia, sikap partainya lebih bergantung pada bagaimana program dan kebijakan yang bakal diambil pemerintah. Jika program pemerintah baik, ujar Arwani, PPP bakal mendukung. "Presiden dan DPR kan bukan lembaga yang saling berlawanan." (Baca: Wamenpan: Beberapa Kementerian Perlu Disatukan).

Terkait dengan pencabutan subsidi, Arwani mengatakan kedua pihak sudah punya penghitungan sendiri agar anggaran tidak jebol. Dia mengingatkan, setelah 20 Oktober mendatang, pemerintah baru punya kewenangan penuh untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tanpa memerlukan persetujuan DPR. Menurut Arwani, partainya belum dilobi oleh pendukung Jokowi-JK untuk melancarkan kebijakan pemerintah pada periode mendatang. "Saya belum diajak ngobrol," kata Arwani.

WAYAN AGUS PURNOMO


Berita Terpopuler
Kenapa Prabowo Tolak Berpidato Seusai Putusan MK?
Hasil Pleno, Demokrat Tetap Koalisi Merah Putih
Fadli Zon dan Muzani Rebutan Kursi Wakil Ketua DPR
SBY-Jokowi Tidak Hanya Bahas BBM
Pelat Nomor Lamborghini Lulung Tak Terdaftar

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

18 jam lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

22 jam lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

1 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

1 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

1 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

2 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

2 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

2 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya