Ketum Golkar Aburizal Bakrie bersama para Ketua DPD I Golkar dari beberapa daerah, beri keterangan pers, di rumah kediaman, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jakarta, 25 Agustus 2014. Dalam pertemuan, DPD I sepakat Munas dilaksanakan pada 2015 dan Golkar memilih beroposisi dari pemerintahan Jokowi-JK. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai NasDem Rio Patrice Capella mengatakan peluang Partai Golkar bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat terancam batal. "Kalau Golkar belum bisa menyelesaikan urusan internal, bisa saja ditinggalkan," ujarnya kepada Tempo, Senin, 25 Agustus, 2014. (Baca: PAN - Golkar Tolak Posisi Menteri Kabinet Jokowi)
Kisruh di Partai Golkar terjadi setelah sejumlah kader mendorong percepatan musyawarah nasional dan mengevaluasi dukungan koalisi terhadap Koalisi Merah Putih. Namun keinginan itu disambut dingin. Sebagian besar ketua Dewan Pimpinan Daerah belum menyatakan dukungan mereka. (Baca: Gerindra Yakin Koalisi Merah Putih Akan Tetap Utuh)
Menurut Rio, sikap yang saling berseberangan itu menandakan keputusan Golkar yang belum bulat. Ia berharap gejolak itu bisa diselesaikan agar penjajakan koalisi tidak menimbulkan resistensi dari para kader. "Sebenarnya kami terbuka dengan semua partai asalkan mereka serius mendukung," katanya. (Baca: Dukung Pemerintah Baru, PPP Tak Tegas soal Koalisi)
Rio mengakui sejauh ini Koalisi Indonesia Hebat sudah membuka komunikasi dengan sejumlah partai, seperti Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Golkar. Namun peluang itu terlihat lebih mulus dengan Demokrat, PAN, dan PPP. "Dukungan Golkar belum ada," katanya. (Baca: Demokrat Minta Jokowi Jembatani SBY dan Mega)
Ia enggan menyebutkan berapa besar persentase dukungan yang ideal di parlemen. "Prinsipnya, semakin banyak semakin baik. Meskipun Rio juga tak menjamin dukungan itu akan terus sejalan nantinya. “Kita bisa bercermin dengan persoalan yang terjadi di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," ujar Rio.