Jokowi dan Jusuf Kalla berserta istri berfoto bersama Presiden SBY dan ibu negara Ani Yudhoyono di acara open house di Istana Negara, Jakarta, 28 Juli 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua membantah partainya akan bergabung dengan kubu presiden terpilih Joko Widodo. "Tidak benar. Dari mana itu sumbernya?" ujar Max saat dihubungi Tempo, Jumat, 22 Agustus 2014. (Baca: Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat)
Sebelumnya, Jokowi mengatakan ada dua partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang kemungkinan akan merapat ke kubunya. "Ini saya ngomong apa adanya, kemungkinan PAN dan Demokrat. Itu kemungkinan, ya, yang sedang berproses," ujar Jokowi di Balai Kota, Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: Koalisi Merah Putih Akui Keputusan MK)
Pernyataan Jokowi didukung oleh kader Demokrat Ruhut Sitompul. Ruhut menyatakan ada kemungkinan partainya berkoalisi mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Akan tetapi, keputusan berkoalisi atau tidak berada di tangan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. Demokrat tak mengajukan calon presiden dalam pemilu presiden 2014. Partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo-Hatta. (Baca: PAN-Demokrat Merapat ke Jokowi, Golkar dan PPP Menyusul)
Menurut Max, prosedur untuk pengambilan keputusan berkoalisi harus berdasarkan keputusan dari petinggi partai. Max menilai kader Demokrat yang merapat ke Jokowi tak punya kedudukan tinggi di partai. "Yang memutuskan itu, kan, ketua umum."
Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
37 hari lalu
Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.