Ketua KPU Husni Kamil Manik (kedua kanan), bersama Wakil Asisten Operasi Panglima TNI Darwanto (kedua kiri), Direktur Pam Obvit Baharkam Cosmas Lembang (kanan), Ketua Bawaslu Muhammad, dalam sesi foto usai serah terima pengamanan dan pengawalan di Gedung KPU, Jakarta, 22 Agustus 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Sudjatmiko Aribowo, tim penghubung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Komisi Pemilihan Umum, mengatakan Presiden Indonesia terpilih ketujuh itu meminta pengawalan Pasukan Pengamanan Presiden kelak tidak kaku. Jokowi, kata Miko, ingin tak ada jarak antara presiden dan masyarakat. (Baca: Tetap Blusukan, Jokowi Tolak Diatur Protokol)
"Permintaan Jokowi, jangan kaku, jangan formal, seperti biasanya saja. Nempel begitu saja," kata Miko saat ditemui wartawan di gedung KPU, Jumat, 22 Agustus 2014.
Jokowi bahkan ingin Paspampres nanti melebur dengan masyarakat dengan memakai kostum batik. "Pakai bajunya juga biasa saja," katanya. (Baca: Jokowi Ingin Makan Kerupuk, Pengawal Melarang)
Gambaran pengawalan Paspampres idaman Jokowi, kata Miko, adalah seperti pengamanan dalam pemilihan presiden lalu. Dengan begitu, ia masih bisa bebas melakukan blusukan bila nanti menjalankan tugas sebagai presiden. (Baca: Pembentukan Grup D Paspampres Dinilai Berlebihan)
"Karena itu, nanti ada proses asimilasi selama satu minggu. Pengawal yang baru akan mempelajari kebiasaan beliau pada pengawal yang kemarin waktu pilpres," katanya. (Baca: Jokowi Keok Lomba Balap Karung)
Baca: Paspampres ogah menghilangkan standar keamanan...