Begini Perayaan ala Tim Prabowo jika Menang di MK  

Reporter

Rabu, 20 Agustus 2014 08:04 WIB

Ribuan massa pendukung Prabowo-Hatta berunjuk rasa di depan Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, 18 Agustus 2014. Dalam aksi tersebut mereka mengutarakan dua kecaman, pertama, adakan Pemilu ulang, kedua, menangkan pasangan Prabowo-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua tim advokasi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Habiburokhman, mengatakan tim kampanye pasangan kandidat presiden dan wakil presiden nomor urut satu itu bakal melakukan umrah jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan seluruh gugatan mereka. Ia berharap Mahkamah langsung memenangkan Prabowo-Hatta dengan raihan 50,25 persen suara nasional. (Baca: 8 Manuver Prabowo Gugat Hasil Pilpres)

"Kami ingin ibadah yang khusus kalau menang," kata Habiburokhman saat ditemui di Mahkamah Konstitusi, Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: Jelang Putusan Sidang Pilpres, Jakarta Siaga I)

Jika majelis hakim mengabulkan sebagian gugatan, yakni menyelenggarakan pemungutan suara ulang di sekitar 128 ribu tempat pemungutan suara, Habiburokhman mengatakan, tim Prabowo-Hatta masih harus bekerja keras. Musababnya, kata dia, dalam pemungutan suara ulang, Jokowi masih akan unggul 5 juta suara. "Kami akan memperebutkan sekitar 40 juta suara," katanya.

Seandainya MK memutuskan pemungutan ulang, dia optimistis menang karena yakin tak akan ada pemilih ilegal atau yang tak terverifikasi lagi. "Tapi kami tetap tak boleh lengah. Tak boleh berandai-andai menang atau kalah." (Baca: Tak Puas Sidang MK, Tim Prabowo Gugat KPU ke PTUN)


Habiburokhman mengklaim banyak saksi Komisi Pemilihan Umum yang menguntungkan kubu Prabowo-Hatta. Dia mencontohkan, KPU Jawa Timur mengatakan tak mencocokkan hasil pemilu di wilayah tersebut dengan jumlah pemilih sesuai dengan rekomendasi badan pengawas pemilu setempat. Dia juga menilai KPU DKI Jakarta tak melaksanakan rekomendasi serupa. (Baca: Prabowo Gugat ke PTUN, Kubu Jokowi Siap Ladeni)

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Terpopuler
Fahri Hamzah Disebut Terima US$ 25 Ribu dari Nazar
Begini Pembagian Jatah Kekuasaan ala Prabowo-Hatta
Jokowi Setuju 6 Jenis Manusia Versi Mochtar Lubis Dihilangkan
Bagaimana PRT Pembunuh Bayi di Riau Dibekuk?

Berita terkait

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

2 hari lalu

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

Wahiduddin Adams meminta hakim MK tak takut jika perubahan keempat UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, benar-benar disahkan DPR.

Baca Selengkapnya

Hamdan Zoelva Nilai Revisi UU MK Jadi Ancaman Bagi Eksistensi Indonesia sebagai Negara Hukum

2 hari lalu

Hamdan Zoelva Nilai Revisi UU MK Jadi Ancaman Bagi Eksistensi Indonesia sebagai Negara Hukum

Revisi UU MK tak hanya menjadi ancaman bagi independensi lembaga peradilan, namun ancaman yang sangat serius bagi Indonesia sebagai negara hukum.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal MK dan Ketua MKMK soal Revisi UU MK Bergulir di DPR

2 hari lalu

Reaksi Internal MK dan Ketua MKMK soal Revisi UU MK Bergulir di DPR

Pembahasan revisi UU MK antara pemerintah dan DPR menuai reaksi dari kalangan internal MK dan Ketua MKMK. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya

MK Batasi 6 Saksi dan Ahli di Sidang Sengketa Pileg, Apa Alasannya?

2 hari lalu

MK Batasi 6 Saksi dan Ahli di Sidang Sengketa Pileg, Apa Alasannya?

MK hanya membolehkan para pihak menghadirkan lima orang saksi dan satu ahli dalam sidang sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

Respons Hakim Mahkamah Konstitusi soal Revisi UU MK

2 hari lalu

Respons Hakim Mahkamah Konstitusi soal Revisi UU MK

Mahkamah Konstitusi menanggapi perubahan keempat revisi UU MK yang baru saja disepakati pemerintah dan DPR.

Baca Selengkapnya

PSHK Ungkap 5 Masalah Prosedural Revisi UU MK, Salah Satunya Dibahas Secara Senyap

2 hari lalu

PSHK Ungkap 5 Masalah Prosedural Revisi UU MK, Salah Satunya Dibahas Secara Senyap

Perencanaan perubahan keempat UU MK tidak terdaftar dalam daftar panjang Program Legislasi Nasional alias Prolegnas 2020-2024.

Baca Selengkapnya

Revisi UU MK Disebut untuk Bersihkan 3 Hakim yang Beri Dissenting Opinion di Sengketa Pilpres 2024

3 hari lalu

Revisi UU MK Disebut untuk Bersihkan 3 Hakim yang Beri Dissenting Opinion di Sengketa Pilpres 2024

Salah satu substansi perubahan keempat UU MK yang disoroti oleh PSHK adalah Pasal 87. Mengatur perlunya persetujuan lembaga pengusul hakim konstitusi.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Kementerian Negara, Baleg DPR Kaji Penghapusan Jumlah Kementerian hingga Pengangkatan Wamen

3 hari lalu

Revisi UU Kementerian Negara, Baleg DPR Kaji Penghapusan Jumlah Kementerian hingga Pengangkatan Wamen

Dalam Revisi UU Kementerian Negara, tim ahli mengusulkan agar jumlah kementerian negara ditetapkan sesuai kebutuhan presiden.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

3 hari lalu

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

Bawaslu menyatakan PKPU tentang pencalonan diperlukan untuk menghindari sengketa pada proses Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Sebut RUU MK Mengganggu Independensi Hakim

3 hari lalu

Mahfud Md Sebut RUU MK Mengganggu Independensi Hakim

Mantan Menko Polhukam, Mahfud Md, mengungkapkan bahwa revisi Undang-undang Mahkamah Konstitusi mengganggu independensi hakim.

Baca Selengkapnya