Seorang warga menghapus mural bergambar bendera ISIS di tembok makam yang berada di kawasan Tipes, Solo. TEMPO/Ahmad Rafiq
TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh bukti keberadaan paham Islamic State of Iraq and Al-Sham (ISIS)—yang kemudian berganti nama menjadi IS--terus diendus aparat keamanan. Bendera dan buku-buku gerakan Islam radikal hasil razia yang dilakukan petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Selasa, 12 Agustus, menambah panjang daftar temuan bukti-bukti tersebut. Sebelumnya, berbagai bukti sudah ditemukan secara acak di berbagai lokasi, bahkan hingga kantor gubernur.
Berikut ini berbagai temuan tersebut:
12 Agustus - Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang Temuan: Bendera ISIS dan buku-buku gerakan radikal milik dua narapidana terorisme.
- Ngampilan, Bantul, Kota Yogyakarta Temuan: Bendera dan lambang ISIS dikibarkan.
9 Agustus - Toko elektronik Niaga milik Aba Ihsan di Jalan Soekarno-Hatta, Bima, NTB Temuan: Pengibaran bendera ISIS dan poster.
- Jalan Wibawa Mukti, Kecamatan Jati Asih, Bekasi Kasus: Penangkapan Ustad Afif Abdul Majid alias Afif, Ketua Harian Jamaah Ansharut Tauhid.
8 Agustus - Kompleks perkantoran Gubernur Jambi Temuan: Pengibaran bendera ISIS dan pamflet ditempel di tembok kantor gubernur.
- Balikpapan, Kalimantan Timur Temuan: Selebaran ajakan bergabung ke ISIS.
- Ngawi, Jawa Timur Kasus: Penangkapan Kardi dan Guntur, warga Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren. Keduanya merupakan anak buah Santoso, gembong teroris di Poso.
7 Agustus - Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan Temuan: Atribut serta sepuluh kaus bergambar ISIS milik narapidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir dan pengikutnya di penjara.
5 Agustus - Lokasi wisata Pantai Ule, Kecamatan Rasanae Barat, Bima, NTB Temuan: Bendera dan spanduk ISIS.
- Kampung Tipes, Solo, Jawa Tengah Temuan: Mural ISIS.