Soal ISIS, Hasyim Muzadi: Pemerintah Lemah

Reporter

Senin, 11 Agustus 2014 07:45 WIB

Anggota polisi menjaga rumah terduga teroris ISIS, Guntur alias Yitno di Dusun Kedungprawan, Desa Gendingan, Ngawi, Jatim 9 Agustus 2014. ANTARA/Siswowidodo

TEMPO.CO, Malang - Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Hasyim Muzadi mengatakan gerakan pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syriah/ISIS) tumbuh di Indonesia karena banyak kelompok seide yang telah lama berdiri. Seperti paham gerakan khilafah yang didengungkan Hisbut Tahrir Indonesia dan Ikhwanul Muslimin.

"Pemerintah terlalu longgar dan pengawasannya lemah," kata Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Hasyim Muzadi dalam acara halalbihalal dan mau'idah hasanah "Membentengi Nahdliyin dari Gerakan Islam Radikal dan Gerakan Transnasional" di Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, Ahad, 10 Agustus 2014. Gerakan pendukung ISIS berbahaya karena tak mengakui kedaulatan sebuah negara. "ISIS muncul karena ada kelompok dengan pemikiran yang seide membentuk khilafah."

Hasyim menjelaskan kelompok tersebut merakit kekuatan dengan gerakan massa dan teror. Jika dibiarkan, kata dia, akan mengakibatkan pergolakan. Gerakan mereka merupakan gerakan transnasional yang menggejala di seluruh dunia. Untuk menangkalnya, dibutuhkan kerja sama antara Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Agama, dan Kementerian Luar Negeri. Sedangkan selama ini lembaga negara cenderung bergerak sendiri tanpa koordinasi yang jelas. Selain itu, lembaga negara harus bergerak ekstra keras. (Lebih detail soal ISIS klik di sini)

BIN, misalnya, tak hanya melakukan usaha pengawasan dengan pola kerja intelijen, tapi juga harus memotret dan memahami ideologi dan pola pikir mereka. Dengan demikian, bisa dilakukan upaya pencegahan agar ideologi tersebut tak mempengaruhi umat Islam yang lain. (Baca: Cara ISIS Menyebarkan Ideologinya di Masjid)

Hasyim menambahkan, sementara Kementerian Luar Negeri harus proaktif mengawasi setiap warga negara yang belajar ke luar negeri, baik ke Timur Tengah, Eropa, maupun Amerika. Tujuannya agar mereka tak membawa ideologi yang bertentangan dengan NKRI. Selain itu, Kementerian Luar Negeri harus melakukan diplomasi untuk turut mencegah konflik di Timur Tengah. "Kondisi sekarang diplomasi mandek," katanya. (Baca: Tiga Cara Antisipasi Penyebaran ISIS)

Hasyim berharap agar gerakan Islam radikal dikendalikan supaya tak berkembang terlalu jauh. Selanjutnya, kata Hasyim, Kementerian Agama harus membangun Islam yang moderat serta mencegah gerakan dan jaringan Islam radikal. (Baca: Khotbah Jumat Pro-ISIS, Turunkan Khatib dari Mimbar)

Hasyim yang juga menjabat Sekretaris Jenderal International Conference for Islamic (ICIS) ini menyatakan semua pihak harus menangkal gerakan dukungan kepada ISIS. Caranya dengan memperkuat jamaiyah di tataran masyarakat bawah. Namun mereka tak perlu dimusuhi, melainkan harus dijauhi. Sebab, jika terjadi bentrok, mereka akan membawa teman dari negara lain untuk membuat konflik di Indonesia. (Baca: Tiga Cara Antisipasi Penyebaran ISIS)

EKO WIDIANTO

Berita Lainnya:
Ketua DPP Golkar: Partai Sedang Tebelenggu
Pelaku Mutilasi Bocah Berusia Muda
E-Ticket Transjakarta Bisa Buat Belanja

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

24 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

36 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya