Pemerintah Cegah Kelahiran ISIS Indonesia

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 4 Agustus 2014 17:36 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono saat memimpin rapat terbatas bersama (dari kiri) Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menko Kesra HR. Agung Laksono, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalhi, Seskab Dipo Alam, Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto, dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman di Istana Bogor, Jawa Barat (26/5). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan pemerintah melarang dan mencegah lahirnya perwakilan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) di Indonesia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata dia, telah menginstruksikan pelacakan dan pengawasan terhadap perkembangan paham yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi tersebut. "Tak boleh ada perwakilan formal atau informal di Indonesia," kata Djoko di Kantor Presiden, Senin, 4 Agustus 2014. (Baca: Deddy Mizwar: Jangan Anggap Enteng ISIS)

Menteri Djoko menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan Kepolisian RI sudah lama memantau kedatangan paham ISIS ke Indonesia. Pemantauan inilah yang diklaim menjadi bahan diskusi pemerintah dalam rapat kabinet terbatas siang hari ini.

Menurut dia, pemerintah juga menemukan banyak kelompok Islam garis keras dan moderat yang justru tak setuju atas keberadaan ISIS di Indonesia. Bahkan, dia mengatakan, putra Abu Bakar Ba'asyir, terpidana kasus terorisme, menolak paham tersebut. Putra Amir Jamaah Anshorut Tauhid itu menolak ISIS walau sang ayah telah berbaiat kepada organisasi radikal tersebut. (Baca: ISIS Kuasai 3 Kota di Utara Irak)

Djoko menyatakan paham ISIS bukan agama, tetapi ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Djoko, Menteri Agama Lukman Hakim akan bertemu dengan para tokoh agama untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat ihwal pelarangan paham ISIS. (Baca: Di Situs Ini Kegiatan ISIS Disebarkan)

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa akan memimpin pembersihan paham ini karena kementeriannya menjadi pintu utama pencegahan masuknya ISIS ke Indonesia. Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring bertugas memblokir penyebaran paham ISIS melalui Internet dan siaran media. Sedangkan Kepolisian RI dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme akan menegakkan hukum terhadap masyarakat yang melanggar keputusan dan kebijakan pemerintah atas ISIS. "Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia akan melakukan operasi keimigrasian."





FRANSISCO ROSARIANS






Terpopuler
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Sekjen PBB Frustasi Hadapi Israel-Hamas
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN

Berita terkait

Direktur PFN Akui Film G 30 S PKI Dibuat Sesuai Selera Orde Baru  

16 September 2017

Direktur PFN Akui Film G 30 S PKI Dibuat Sesuai Selera Orde Baru  

Menurut Elprisdat, film bisa dijadikan sesuatu untuk mengukur isu. Dia juga mengatakan film dapat membandingkan yang terjadi di masa lalu dan sekarang

Baca Selengkapnya

PFN Tak Masalah Bila Film G 30 S PKI Diputar Kembali

14 September 2017

PFN Tak Masalah Bila Film G 30 S PKI Diputar Kembali

Elprisdat menuturkan keinginan warganet di media sosial agar
film G 30 S PKI diputar lagi tidak masalah.

Baca Selengkapnya

Ditanya Soal Kasus Munir, Wiranto: Bicara Pembangunan Saja

8 September 2017

Ditanya Soal Kasus Munir, Wiranto: Bicara Pembangunan Saja

Wiranto ogah berkomentar soal penyelesaian kasus pembunuhan Munir yang terjadi 13 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Staf Khusus Presiden Temui Wiranto Bahas Keamanan Papua  

4 September 2017

Staf Khusus Presiden Temui Wiranto Bahas Keamanan Papua  

Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya, menemui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Senin.

Baca Selengkapnya

Kasus First Travel, Wiranto Menduga Ada Kelemahan Regulasi

29 Agustus 2017

Kasus First Travel, Wiranto Menduga Ada Kelemahan Regulasi

Wiranto menyebut ada kelemahan regulasi yang berujung pada pengulangan kasus penipuan First Travel.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Cina Perkuat Kerja Sama Bidang Polhukam

25 Agustus 2017

Indonesia dan Cina Perkuat Kerja Sama Bidang Polhukam

Kerja sama Indonesia dan Cina terus meningkat sejak
ditandatanganinya Kemitraan Strategis Komprehensif pada 2013.

Baca Selengkapnya

Wiranto Paparkan Pentingnya Konektivitas Kelautan

25 Agustus 2017

Wiranto Paparkan Pentingnya Konektivitas Kelautan

Wiranto menyoroti kelebihan Indonesia yang memiliki enam juta kilometer persegi yurisdiksi maritim.

Baca Selengkapnya

Wiranto Bahas Soal Perompakan di Simposium Keamanan Maritim

25 Agustus 2017

Wiranto Bahas Soal Perompakan di Simposium Keamanan Maritim

Dibutuhkan satu struktur yang membahas pengembangan kapasitas keamanan maritim dengan melibatkan negara-negara lain.

Baca Selengkapnya

Wiranto Minta Dunia Internasional Perkuat Kerja Sama Maritim

25 Agustus 2017

Wiranto Minta Dunia Internasional Perkuat Kerja Sama Maritim

Dibutuhkan satu struktur yang membahas pengembangan kapasitas keamanan maritim.

Baca Selengkapnya

Simposium Keamanan Maritim Mewaspadai Terorisme dari Jalur Laut

24 Agustus 2017

Simposium Keamanan Maritim Mewaspadai Terorisme dari Jalur Laut

Simposiun keamanan maritim internasional yang berlangsung di Bali membahas ancaman terorisme di kawasan perairan.

Baca Selengkapnya