Beda Gaya TKI Timur Tengah dengan Asia Timur  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 27 Juli 2014 06:57 WIB

Ratusan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang overstay tiba di bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Banten (16/11). Sebanyak 496 TKI overstay kloter ke dua yang bekerja di Saudi Arabia dipulangkan ke Indonesia. ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Penangkapan personel polisi dan TNI yang memeras tenaga kerja Indonesia (TKI) pada Jumat, 25 Juli 2014, membuka mata masyarakat tentang bobroknya pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta. Aparat polisi dan TNI itu ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga melakukan pemerasan terhadap para TKI yang baru tiba. Berbagai modus dilakukan demi mengeruk uang dari hasil kerja keras para perantau tersebut. (Baca: Pemeras TKI Bertugas di Ditlantas dan Pomdam Jaya)

Tempo pernah menelusuri proses kedatangan para TKI sejak turun dari pesawat hingga akhirnya bisa bertemu dengan sanak keluarganya. Dalam laporan yang dilansir Majalah Tempo pada November 2004, para TKI itu diperas oleh petugas dengan berbagai cara. Namun sisi lain yang cukup menarik adalah penampilan TKI di Timur Tengah dengan TKI di Asia Timur seperti Hong Kong dan Taiwan. (Baca: Kisah Mutmainah, Korban Pemerasan di Soekarno-Hatta)

Dari sisi gaya busana, TKI yang mencari nafkah di Timur Tengah cenderung lebih tertutup dalam hal berpakaian. Mereka menggunakan baju yang menutup seluruh bagian tubuhnya. Mereka menutup rapat badannya menggunakan jilbab dan jubah. (Baca: Modus Pemerasan TKI di Soekarno-Hatta)

Pemandangan berbeda terlihat dari TKI yang bekerja di Hong Kong atau Taiwan. Pekerja yang sebagian besar adalah kaum hawa itu tidak segan-segan untuk berpakaian seksi dan terbuka. Mereka juga tidak ragu untuk memamerkan lekuk tubuhnya.

Hanya saja, kedua TKI itu tetap sama-sama gemar memamerkan harta yang berhasil mereka peroleh dari hasil kerja kerasnya di negeri orang. Telepon genggam yang digantung di leher seolah menjadi penampilan yang harus dipenuhi untuk tampil gaya. Bahkan, beberapa di antara TKI itu melengkapi penampilan dengan cincin berlapis emas di jemarinya.

Salah satunya dilakukan oleh Maria Maftuh, TKI paruh baya asal Cianjur, Jawa Barat. Dia bercerita pernah diperas hingga Rp 7 juta pada 2001 oleh petugas angkutan yang mengantarnya. Namun dia seperti tidak kapok dan tetap memamerkan hartanya tersebut.

Meski begitu, nasib TKI dari dua kawasan itu akan tetap sama pada akhirnya, yakni diperas oleh petugas bandara maupun aparat polisi dan TNI. Dandanan serba modis atau yang cuma ala kadarnya tidak menolong mereka dari pungutan tersebut. Mereka ‘ditodong’ untuk mengeluarkan uang dengan dalih penukaran mata uang, tarif wajib kendaraan pulang, jasa portir, hingga pulsa untuk menelepon.

TOMI | DIMAS SIREGAR

Topik terhangat:

Arus Mudik 2014 | MH17 | Pemilu 2014 | Ramadan 2014 | Tragedi JIS

Berita terpopuler lainnya:
KPK Sidak ke Soekarno-Hatta, 14 Orang Digelandang
Yohanes Surya Jadi Menteri, 'Apa Saya Mampu?'
Diusulkan Jadi Calon Menkominfo, Ini Kata Nezar Patria

Berita terkait

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

2 jam lalu

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

3 jam lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

10 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

15 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

23 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

1 hari lalu

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

Dua rutan KPK, Rutan Pomdam Jaya Guntur dan Rutan Puspomal, dihentikan aktivitasnya buntut 66 pegawai dipecat karena pungli

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

1 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan penyidikan dan penyelidikan kasus korupsi tetap berjalan di tengah konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho

Baca Selengkapnya

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

1 hari lalu

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan tidak ada intervensi dari Mabes Polri dalam kasus eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

1 hari lalu

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

KPK memeriksa 15 ASN untuk mendalami keterlibatan Bupati Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dalam dugaan korupsi di BPPD Kabupaten Sidoarjo

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

1 hari lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya