Puluhan aktiivis dari Migrant Care menggelar doa bersama lintas agama bertajuk Save Satinah, di Bunderan HI, Jakarta, (1/4). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap ketidak seriusan pemerintah dalam melindungi TKI di berbagai negeri. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Malang - Tenaga kerja Indonesia di negara-negara yang dilanda konflik dalam dua tahun terakhir ditaksir berjumlah sepuluh ribu orang. Mayoritas mereka bekerja di negara-negara Timur Tengah. Pemerintah sedang mengusahakan memulangkan mereka ke Indonesia.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur mengatakan kantor perwakilan diplomatik Indonesia, kedutaan besar dan konsulat jenderal sudah mendata keberadaan TKI di sana.
"Datanya sudah ada. Pemulangannya yang sulit karena banyak TKI terjebak di daerah konflik. Mengevakuasi mereka sangat tidak mudah, tapi kita tetap berusaha," kata Gatot dalam Safari Ramadan BNP2TKI di Malang, Jawa Timur pada Sabtu malam, Ahad, 20 Juli 2014. (Baca:12 TKI Terjebak di Jalur Gaza)
Di Suriah, misalnya, diperkirakan ada 2.500 orang TKI. Ada selusin TKI yang kini terjebak di Jalur Gaza, Palestina. Kendala yang dihadapi, antara lain medan konflik yang sangat berbahaya, susah mendapatkan transportasi darat ke negara terdekat yang aman, susah mendapatkan pesawat, dan upaya evakuasi harus dikoordinasikan dengan lembaga keamanan di negara yang dilanda konflik.
Gatot mencontohkan Satuan Tugas Pemulangan TKI bentukan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi masih berkonsentrasi menjemput dan membawa 200 orang TKI yang masih berada di sejumlah wilayah konflik di Suriah untuk selanjutnya dibawa ke daerah perbatasan Mesir dan Libanon. (Baca:Menlu Harapkan Malaysia Bebaskan TKI Mudik)
Untuk membawa TKI ke perbatasan Mesir, misalnya, personel satgas harus diawasi intelijen Mesir. Saat ini pemerintah juga sedang mengidentifikasi para TKI di Jalur Gaza untuk selanjutnya segera dievakuasi. "Mari berdoa semoga kasus penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 juga tidak membuat para TKI semakin ketakutan," kata Gatot.