Helmy: Proyek Talut Biak Numfor Bukan Program Kami

Reporter

Rabu, 16 Juli 2014 15:42 WIB

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini mengatakan proyek pembangunan tanggul laut di Kabupaten Biak Numfor, Papua, tak pernah menjadi rencana kerja dan anggaran kementeriannya.

"Saya tegaskan, proyek itu tak ada dalam RKAL Kementerian PDT tahun 2014 karena APBN kita mengalami kekurangan dan ada efisiensi dari Rp 2,8 menjadi Rp 2,4 triliun," ujarnya di Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu, 16 Juli 2014.

Helmy diperiksa penyidik KPK terkait dengan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan tanggul laut di Kabupaten Biak Numfor. Kasus tersebut menjerat Bupati Biak Numfor Yesaya Sombuk, yang disangka menerima suap, dan Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddy Renyut, yang dikenai pasal memberi suap.

Duit Teddy untuk Yesaya diduga merupakan ijon proyek pembangunan tanggul laut untuk mencegah abrasi pantai di Biak Numfor dalam rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2014 di Kementerian PDT.

Kementerian PDT memang membuat program mendorong satu perusahaan swasta untuk terlibat dalam pengembangan kabupaten yang berkategori tertinggal. Sebelum Yesaya ditangkap, program itu sudah diusulkan Kementerian PDT ke Dewan Perwakilan Rakyat dan tinggal menunggu pengesahan.

Helmy mengaku tak mengenal kedua tersangka. "Saya tidak kenal," tutur Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Diperiksa penyidik KPK tak lebih dari empat jam, Helmy mengatakan hanya ditanya soal tugas dan fungsinya sebagai menteri, dari koordinasi antar-kementerian dan lembaga hingga merumuskan kebijakan. "Kami mendapat mandat dari presiden untuk mengentaskan 50 kabupaten tertinggal. Alhamdulillah, ada 10 kabupaten yang sudah dientaskan," katanya.

Saat dicecar lebih dalam soal kasus korupsi, Helmy enggan menjawab. "Saya tak tahu. Sudah, ya, cukup," ujarnya sambil masuk mobil Toyota Innova yang membawanya pergi. (Baca juga: Tiba di KPK, Menteri Helmy Buru-buru Masuk Gedung)

Ketua KPK Abraham Samad pada 17 Juni 2014 menuturkan kasus dugaan suap Bupati Biak Numfor bisa mengarah ke Kementerian PDT yang dipimpin Helmy. "Tidak menutup kemungkinan. Kami menggunakan terminologi belum," kata Abraham di kantornya.

MUHAMAD RIZKI

Terpopuler
Ahok Tetapkan Syarat Ini Waktu Sumbang Zakat
Guru JIS Diduga Pakai Obat 'Magic Stone'
Agnes Monica Unggah Foto Nonton Bola Bareng Daniel
Dewan Pers: Karikatur Jakarta Post Bukan Pidana
Relawan Jokowi-JK Temukan Penggelembungan Suara
Rekapitulasi Suara di KPU Bandung Lancar
Pertama dalam Sejarah, 2 Menteri Diperiksa KPK

Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

1 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

14 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

1 hari lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya