Seorang anak Palestina menangis di balik pagar perbatasan Rafah saat berusaha menyebrang ke wilayah Mesir bersama keluarganya di Jalur Gaza, 10 Juli 2014. Setidaknya 74 warga yang sebagian besar sipil terbunuh dalam serangan udara Israel. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menelepon Presiden Irak Jalal Talabani untuk membahas aksi militer Israel ke warga Palestina di Jalur Gaza. Komunikasi ini digelar untuk menentukan sikap dari negara anggota Gerakan Non-Blok yang saat ini diketuai Jalal.
"Sore ini, kami mendiskusikan apa yang bisa dilakukan negara-negara GNB untuk menghentikan kekerasan itu," kata SBY dalam rapat kabinet paripurna, Jumat, 11 Juli 2014. (Baca: Dukungan Dunia ke Palestina Terbelah)
Israel melancarkan serangan udara dan darat dengan dalih balasan terhadap aksi kelompok Hamas yang menembaki warganya. Balasan ini justru menyebabkan korban jiwa di kalangan sipil, bahkan perempuan dan anak-anak.
Indonesia, menurut SBY, sudah berdiplomasi dengan Dewan Keamanan dan Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pemerintah meminta PBB aktif mendesak terjadinya gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain dengan PBB dan GNB, Indonesia juga telah berdiplomasi dengan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Diplomasi dilakukan untuk menghentikan aksi militer dan bersama-sama memberikan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan warga di Jalur Gaza.
Pemerintah juga berharap diplomasi tak hanya berakhir dengan gencatan senjata, tapi perundingan damai yang tak lagi membuka kemungkinan aksi balasan. "Kita harus menghentikan cycle of violence," kata SBY. (Baca: Jokowi Kecam Serangan ke Palestina).
