TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti, mengatakan sikap politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berlebihan. Menurut Ikrar, SBY tidak perlu berpura-pura dari awal dengan mengaku netral di depan publik. (Baca: SBY Umumkan Sikap Netral Demokrat)
"Sebagai kepala negara, SBY harus netral," ujar Ikrar menanggapi ketegasan SBY mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat dihubungi Tempo, Ahad, 6 Juli 2014.
Ikrar menilai sikap SBY itu menunjukkan perlawanan terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Di awal, kata Ikrar, SBY sengaja memperlihatkan seolah-olah netral agar Megawati Soekarnoputri bersedia menjalin komunikasi dengan Demokrat. Ikrar menilai SBY hanya mengamankan Demokrat pada menit-menit terakhir. (Baca: Demokrat Akhirnya Dukung Prabowo-Hatta)
Menurut Ikrar, sejak semula ada keanehan di tubuh Demokrat. "SBY sering meminjam tangan Sjarif Hasan selaku ketua harian partai," ujar Ikrar. Ia menilai ketua umum seharusnya bergerak untuk membuat keputusan besar dalam suatu partai. Tapi, kata Ikrar, kondisi sebaliknya terjadi di Demokrat, yakni ketika ketua umumnya kebingungan menentukan pilihan.
Lima hari lalu, Demokrat menyatakan dukungan resmi kepada pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Harian Demokrat Sjarifuddin Hasan. Saat itu Sjarif Hasan menegaskan, keputusan DPP mencerminkan keputusan SBY selaku Ketua Umum Demokrat. Tidak hanya itu, Syarief juga mengimbau semua kader dan organisasi sayap Demokrat untuk bergerak guna memenangkan Prabowo-Hatta.
DINI PRAMITA
Berita terkait
Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia
16 Januari 2023
Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.
Baca Selengkapnya3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan
11 Oktober 2022
SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.
Baca SelengkapnyaSuciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM
22 September 2022
Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?
Baca SelengkapnyaProliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun
8 Januari 2022
SBY ikut menyaksikan kemennagan Bogor LavAni atas Kudus Sukun Badak dalam laga Proliga 2022 di Sentul, Sabtu, 8 Januari.
Baca SelengkapnyaProliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri
6 Januari 2022
Bogor LavAni, yang didirikan SBY, bakal melakukan debut dalam kompetisi bola voli paling bergengsi PLN Mobile Proliga 2022.
Baca SelengkapnyaSurvei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaKetahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat
2 November 2021
Kanker prostat menyasar pria dewasa sampai berusia lanjut. Apa saja gejala kanker prostat?
Baca SelengkapnyaKanker Prostat Adalah Populer Sejak Muncul Kabar SBY Akan Berobat ke Luar Negeri
2 November 2021
Sejak tersiar kabar Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengidap kanker prostat, masyarakat mencari tahu kanker prostat adalah.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat DKI Siap Lawan Upaya Makar terhadap AHY
4 Februari 2021
Taufik menuturkan DPD Partai Demokrat dan DPC Demokrat wilayah di DKI telah meneken surat kesetiaan dan kebulatan tekad untuk setia dan mendukung AHY.
Baca Selengkapnya