TEMPO.CO, Malang--Kepolisian Resor Malang Kota membongkar industri rumahan berupa perakitan senjata senapan angin ilegal. Polisi menduga produksi senjata berkaliber 4,5 milimeter tersebut dipasok ke daerah konflik. Total disita sebanyak 207 pucuk senjata berbagai bentuk dan 157 komponen senjata siap rakit.
"Sebanyak 66 pucuk di antaranya senjata laras panjang," kata juru bicara Kepolisian Resor Kota Malang Ajun Komisaris Dwiko Gunawan, Selasa 1 Juli 2014. Polisi juga menyita tabung gas elpiji, peralatan untuk memotong pipa besi, dan bahan kelengkapan senapan. Juga ditemukan katalog berbagai jenis senapan dan buku pentunjuk cara perakitan.
Sejumlah senjata telah menggunakan laras dengan diameter besar untuk jenis peluru organik. Polisi khawatir senjata tersebut dirakit untuk kejahatan. Pabrik pembuat senjata ilegal Jalan Candi Telaga Wangi Nomor 76 Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ini dikendalikan oleh Djuli Asmono, 51 tahun.
Polisi tengah menyelidiki kemungkinan adanya jaringan sindikat pemasok senapan ke daerah konflik. Berdasar keterangan delapan karyawan kepada penyidik, senapan angin tersebut dipasarkan melalui situs jejarin sosial sejak 2011 ke kawasan Sulawesi, Kalimantan, Bengkulu dan Lampung.
Senapan angin memiliki beragam bentuk dan jenis. Seperti jenis senapan serbu, soft gun ataupun berbentuk senapa untuk penembak jitu. Rata-rata setiap hari delapan orang ini mampu produksi dua pucuk senapan. Laboratorium Forensik Surabaya telah memeriksa senjata yang diproduksi.
"Labfor menyelidiki apakah ada unsur bahan peledak atau mesiu dalam senapan," katanya. Produsen pembuat senjata ilegal ini bakal dijerat dengan pasal berlapis. Yakni pasal 1 ayat 1 Undang-undang Darurat nomor 12 tahun 1951 dengan ancaman minimal 20 tahun penjara sampai hukuman mati, juncto pasal 120 ayat 1 Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang perindustrian dengan ancaman maksimal lima tahun penjara.
Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli
10 hari lalu
Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli
Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).