TEMPO Interaktif, Jakarta:Sementara jajaran pemerintah mengadakan rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Megawati di Istana Negara, Kamis (9/1), di depan Istana terjadi aksi unjuk rasa. Jl. Medan Merdeka Utara dibanjiri ribuan demonstran yang terdiri dari elemen buruh, neleyan, mahasiswa, Pemuda Pancasila dan Pemuda PPP Reformasi. Umumnya, tuntutan demonstran senada. Mereka menginginkan pemerintah meninjau kembali kenaikan harga BBM, tarif telepon dan tarif dasar listrik. Mereka menggelar spanduk dan poster-poster yang isinya mengecam pemerintah. Beberapa spanduk juga berisi tuntutan agar Presiden Megawati dan Wakil Presiden Hamzah Haz mundur dari jabatannya. Ketika aksi unjuk rasa yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB ini berlangsung sempat terjadi aksi dorong-mendorong dengan aparat keamanan. Hal ini terjadi ketika para demonstran berusaha mendekati pagar Istana Negara. Untuk mengantisipasi hal ini, sekitar pukul 12.30 WIB, pihak keamanan akhirnya memasang kawat berduri sekitar 30 meter dari pagar istana, untuk melokalisir para demonstran. Dipasangnya blokade sempat memanaskan situasi ketika para demonstran berusaha menghalang-halangi kendaraan pembawa kawat berduri. Namun, aksi ini berhasil diantisipasi ketika para orator berhasil menenangkan para demonstran. Di atas rapat kendaraan komando demonstran, tampak pengusaha Dewi Motik memberikan orasinya dan menenangkan demonstran. Sementara, aparat berhasil mengantisipasi demonstran di sisi barat istana, di sisi timur tampak serombongan nelayan tradisional yang berhasil mendekati pagar istana. Namun, aparat kembali mengantisipasi dengan menggiring para demonstran ini ke arah gedung Mahkamah Agung. (Deddy Sinaga-Tempo News Room)
Berita terkait
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi
2 menit lalu
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi
Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.