Kolom Agama di KTP, Pengamat Sepakat Musdah Mulia

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 19 Juni 2014 14:06 WIB

Petugas Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur mengecek sekitar 16.500 eKTP yang telah jadi dan diterima dari Kementrian Dalam Negeri, Jakarta, Kamis (30/8). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan bangsa Indonesia pernah mengalami diskrimasi dalam pencantuman agama di kartu tanda penduduk. Menurut dia, adanya embel-embel eks tahanan politik, misalnya, membuat seorang warga negara tergerus hak-haknya.

"Musababnya, mereka disebut warga kelas dua atau liyan," kata Ari saat dihubungi Tempo, Kamis, 19 Juni 2014. Imbasnya, ujar dia, negara kerap absen dalam pemenuhan hak dasar warga tersebut.

Kini, dalam pelayanan sosial kerap kali warga harus menunjukkan KTP-nya. Namun tak semua warga memilikinya. Menurut Ari, kasus yang menarik adalah banyak warga tak ber-KTP lantaran tak mau mengisi kolom agama dengan salah satu dari enam agama yang telah ditetapkan pemerintah. Sebab, tutur dia, ada banyak orang yang menganut agama yang tak diakui pemerintah dan kepercayaan lokal di Indonesia. (Baca: Alasan Musdah Mulia Soal Kolom Agama KTP Dihapus)

"Ada Samin, Parmalim, Tolotang, dan lain sebagainya," ujarnya. Menurut dia, undang-Undang tak mengatur adanya definisi bagi agama resmi dan tidak resmi.

Alhasil, kata dia, mereka yang masih bertahan dengan kepercayaannya harus menerima kenyataan tidak punya KTP. Menurut dia, warga negara ini kemudian tidak bisa mengakses pelayanan yang lain, semisal listrik dan kesehatan. "Jangan pernah menyangka praktek diskriminasi seperti ini tidak pernah ada. "

Sebelumnya, Direktur Megawati Institute Siti Musdah Mulia menilai selama ini agama kerap dipolitisasi dalam berbagai kepentingan jangka pendek. Semisal, kata dia, pegawai yang berbeda agama dengan pimpinannya akan dipersulit saat naik jabatan. (Baca: Musdah: Ide Hapus Kolom Agama Bukan dari Jokowi)

"Bahkan ada sweeping KTP ketika dulu terjadi konflik di Poso, Sulawesi Tengah," tutur Musdah. Alasan membela kebebasan beragama inilah yang membuat guru besar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengusulkan agar kolom agama dihapus dari KTP. "Laiknya paspor."

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita Terpopuler:
PKS: Mungkin Saja Suara Kami Bocor ke Jokowi
KPK: Jangan Ada Lagi Menteri Seperti Suryadharma
Empat Saksi Penting Hambalang Meninggal, Kenapa?
Berjemur Telanjang, Wanita Ini Sebabkan Kemacetan
FPI Ancam Sweeping Dolly-Jarak











Advertising
Advertising

Berita terkait

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

9 Maret 2024

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

18 Januari 2024

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.

Baca Selengkapnya

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

29 Desember 2023

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.

Baca Selengkapnya

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

25 Januari 2023

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

Tim Bimasakti Racing Team Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilaporkan telah memulai riset teknologi hybrid untuk mobil formula.

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

5 Oktober 2022

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,

Baca Selengkapnya

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

16 September 2022

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

pengembangan tongkat pintar UGM bermula dari keinginan tim menciptakan alat sederhana dengan banyak fungsi untuk memudahkan lansia dan tunanetra.

Baca Selengkapnya

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

14 September 2022

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

Pakar Teknologi Informasi UGM menilai apa yang dilakukan Bjorka sinyal kritik pemerintah untuk bebenah diri.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

13 September 2022

Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

ekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan prototipe alat pendeteksi kekeroposan pada pohon yang diberi nama G-Ber.

Baca Selengkapnya

Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

2 September 2022

Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

Simak kisah Granita, alumnus UGM yang membuka toko kelontong hingga omset puluhan juta.

Baca Selengkapnya