TEMPO.CO, Palembang - Korban terkena peluru anggota TNI AU Palembang berangsur-angsur membaik. Dari empat pasien, tinggal satu yang masih dirawat.
"Tiga pasien sudah bisa pulang, sementara Pak Nur masih dirawat," kata Kepala Humas Rumah Sakit Muhammad Husin (RSMH) Palembang Emma Huzaimah, Kamis, 12 Juni 2014.
Menurut Emma, seluruh pasien tersebut mereka terima menjelang tengah hari kemarin. Setiap pasien mendapatkan perawatan intensif di ruang unit gawat darurat karena mengalami luka yang serius.
Tiga pasien yang tengah menjalani perawatan di rumah meliputi Ketua RT 32 Mustakim dengan luka tembak di bagian pinggang dan perut, Sunarso yang terluka tembak di kening, serta Muhaya yang mengalami luka tembak di lengan.
Adapun pasien yang bernama Sumanto telah meninggalkan Rumah Sakit Bhayangkara kemarin. "Kalau detail lukanya seperti apa, kami masih menunggu informasi dari tim dokter," ujar Emma.
Kemarin pagi, warga RT 32, Kelurahan Sukodadi, Sukarame, Palembang, bentrok dengan aparat TNI AU di lahan yang sedang diperebutkan di antara mereka. Dalam peristiwa itu, lima warga mengalami luka terkena peluru. Versi TNI AU, tidak ada bentrok fisik dalam peristiwa tersebut. Bahkan TNI AU menduga korban melukai diri sendiri dengan maksud tertentu.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan Mukti Sulaiman menjelaskan peristiwa itu merupakan kasus lama yang kembali terulang. Dia menuturkan pihaknya sudah beberapa kali menggelar rapat bersama untuk mencari solusi.
Salah satu yang ditawarkan adalah meminta warga dan TNI AU untuk beperkara di pengadilan. Namun sejauh ini belum satu pun dari pihak-pihak yang bertikai itu menjalankan rekomendasi tersebut. "Bagi warga, kami siap mendampingi dan bantu pendanaan jika warga hendak menempuh jalur hukum," kata Mukti.