Ali Sadikin Sarankan Daud Beureh Diangkat Sebagai Pahlawan

Reporter

Editor

Jumat, 18 Maret 2005 21:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pendiri Kelompok Petisi 50 Ali Sadikin mengusulkan agar Daud Beureh diangkat sebagai pahlawan nasional. Jasa tokoh Aceh itu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dianggapnya sangat besar. Ia berontak karena merasa dihina karena provinsi Aceh dilebur ke Sumatra Utara saat ia menjabat sebagai Gubernur, katanya.Usul mengangkat Daud Beureh sebagai pahlawan nasional itu disambut dengan tepuk tangan meriah oleh hadirin pada acara peluncuran buku Bicara Dengan Sejarah, Damai Melalui Rekonsiliasi, di ruang Gemini, Executive Club Hilton, Jumat petang (18/03). Para tamu yang diundang penulis buku Sidarto Danusibroto kebanyakan adalah mantan pemberontak atau keluarganya. Selain Ali Sadikin, tampak juga Sarjono, anak pemimpin gerakan Darul Islam, Kartosuwiryo, dan Achyadi, mantan Menteri Transmigrasi dan Rektor Universitas Bung Karno yang pernah ditahan dalam pemerintahan Orde Baru. Kedua sosok yang disebut terakhir itu malah sempat berbicara di atas podium.Pertemuan sambil makan siang yang digagas oleh penulis buku sekaligus Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi DPR ini memang untuk menggelindingkan rekonsiliasi di kalangan yang bertentangan di masa lalu. Selain kehadiran para tokoh yang pernah dipenjara karena dituduh PKI, hadir juga Letnan Jenderal purnawirawan Agus Widjojo, putra dari pahlawan revolusi Jenderal Sutoyo.Bangsa ini perlu sejarah dan hukum yang tidak untuk pembenaran, melainkan untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran, kata Sidarto Danusubroto, anggota DPR fraksi PDI-P dan jenderal purnawirawan dua bintang. Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Polisi Daerah Jawa Barat ini, UU KKR dibentuk untuk mengembalikan hak kewarganegaraan dari sebagian warga yang dihilangkan haknya oleh pemerintahan Orde Baru.Ali Sadikin mendukung upaya ini. Saya sendiri mengurus 300an anggota TNI-AL yang kehilangan haknya karena dituduh terlibat G-30-S dan ada yang sempat disiksa, malah ada seorang Letnan Kolonel yang sampai bunuh diri karena tak tahan disiksa kawan sendiri, katanya. Ia mengusulkan agar nama baik mereka segera dipulihkan negara dan kisah perlakukan buruk terhadap mereka diungkap. Kita harus berani menghadapi kebenaran dan jujur terhadap kenyataan, betapa pahitnya sekalipun, katanya. Menurut Sidarto, untuk melaksanakan upaya mencari kebenaran dan membangun rekonsiliasi sesuai tuntutan UU ini akan segera dibentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Presiden telah setuju dan segera akan dipilih 42 calon anggota komisi yang independen dan dianggap memenuhi syarat oleh tiga tokoh nasional, katanya. 21 nama kemudian akan diajukan ke Presiden untuk dibawa ke DPR. Bila ada nama yang diprotes DPR, dapat diajukan nama penggantinya.Bhm

Berita terkait

Prosesi Pemakaman Soe Hok Gie, dari Gunung Semeru Bersemayam di Museum Taman Prasasti

17 Desember 2023

Prosesi Pemakaman Soe Hok Gie, dari Gunung Semeru Bersemayam di Museum Taman Prasasti

Soe Hok Gie menjadi ikon idealisme aktivis mahasiswa meninggal pada 16 Desember 1969 akibat menghirup gas beracun di Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Resmikan Perubahan Nama Gedung Blok G Jadi Grha Ali Sadikin di Balai Kota DKI

11 Desember 2023

Heru Budi Resmikan Perubahan Nama Gedung Blok G Jadi Grha Ali Sadikin di Balai Kota DKI

Pj Gubernur DKI Heru Budi meresmikan perubahan nama Gedung Blok G menjadi Grha Ali Sadikin. Ini adalah salah satu gedung di Balai Kota DKI.

Baca Selengkapnya

G30S: Ade Irma Suryani Meninggal Setelah 6 Hari Bertahan, 3 Peluru Bersarang di Tubuh Anak 5 Tahun Itu

6 Oktober 2023

G30S: Ade Irma Suryani Meninggal Setelah 6 Hari Bertahan, 3 Peluru Bersarang di Tubuh Anak 5 Tahun Itu

Pada 6 Oktober 1965, Ade Irma Suryani meninggal usai 6 hari ditembak pasukan Cakrabirawa dalam G30S. Ini detik-detik ia berpulang. Di mana makamnya?

Baca Selengkapnya

Hotel Sultan Dikosongkan Paksa Hari Ini karena Pontjo Sutowo Urung Hengkang, Begini Situasinya Sekarang

4 Oktober 2023

Hotel Sultan Dikosongkan Paksa Hari Ini karena Pontjo Sutowo Urung Hengkang, Begini Situasinya Sekarang

Pusat Pengelola Komplek GBK mengosongkan paksa Hotel Sultan hari ini, Rabu, 4 Oktober 2023. Seperti apa kondisi saat ini di sana?

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum PPKGBK: Tanah Gelora Bung Karno Dibebaskan Menggunakan Uang Negara

29 September 2023

Kuasa Hukum PPKGBK: Tanah Gelora Bung Karno Dibebaskan Menggunakan Uang Negara

Kuasa hukum Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) Chandra Hamzah sebut tanah di Gelora dibebaskan menggunakan uang negara.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Desak Heru Budi Segera Ganti Nama Jalan Kebon Sirih Jadi Jalan Ali Sadikin

22 Juni 2023

Ketua DPRD DKI Desak Heru Budi Segera Ganti Nama Jalan Kebon Sirih Jadi Jalan Ali Sadikin

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi mendesak Pj Gubernur DKI Heru Budi segera mengganti nama Jalan Kebon Sirih jadi Jalan Ali Sadikin.

Baca Selengkapnya

Buka Perayaan Pekan Raya Jakarta, Heru Budi: Berawal dari Bang Ali Sadikin

15 Juni 2023

Buka Perayaan Pekan Raya Jakarta, Heru Budi: Berawal dari Bang Ali Sadikin

Semenjak itu, hari ulang tahun Kota Jakarta selalu diperingati dengan menggelar acara Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair.

Baca Selengkapnya

Permintaan Terakhir Alex Kawilarang Pendiri Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus

6 Juni 2023

Permintaan Terakhir Alex Kawilarang Pendiri Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus

Alex Kawilarang sosok di balik cikal bakal berdirinya Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus. Ini permintaan terakhirnya, 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gubernur DKI Ali Sadikin, Lahir di Sumedang Berjaya di Jakarta

22 Mei 2023

Mengenang Gubernur DKI Ali Sadikin, Lahir di Sumedang Berjaya di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menjadi salah satu gubernur yang sangat berpengaruh dalam pengembangan Jakarta menjadi kota metropolitan moderen.

Baca Selengkapnya

Sejarah Petasan di Dunia Hingga Masuk ke Indonesia

9 Desember 2022

Sejarah Petasan di Dunia Hingga Masuk ke Indonesia

Petasan sudah ditemukan sejak 200 SM di Cina. Kemudian masyarakat Cina menyebar ke seluruh dunia dan memperkenalkan tradisi petasan tersebut.

Baca Selengkapnya