Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional(PAN) Hatta Rajasa berjabat tangan saat deklarasi Capres-cawapres di Rapat kerja Nasional PAN 2014 di Jakarta (14/5). Dalam rakernas ini PAN mendeklarasikan akan mendukung calon presiden Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa. TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO.CO, Jakarta: Marzuki Alie, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, mengungkapkan enam alasan mengapa ia mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 25 Mei 2014.
Marzuki ditunjuk sebagai salah satu dewan penasihat tim sukses pasangan Prabowo-Hatta. Alasan pertama, ada satu pihak yang mengajak sementara pihak lain menutup pintu komunikasi. Kedua, ia menganggap pasangan Prabowo-Hatta adalah pasangan yang sesuai dengan platform perjuangan Partai Demokrat.
Ketiga, ia melihat Hatta sangat loyal kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keempat, Hatta yang merupakan mantan menteri koordinator bidang perekonomian dianggap paling mengerti program Presiden SBY dibandingkan dengan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kelima, ia melihat ada etika (politik) yang harus dijunjung. Menurut dia, dulu Hatta memperjuangkan SBY-Boediono sebagai presiden dan wakil presiden. Marzuki menganggap bahwa kini saatnya memberi kontribusi untuk memenangkan Prabowo-Hatta. Keenam, Marzuki dan Hatta Rajasa sama-sama orang Sumatera Selatan. (Baca juga: Marzuki Alie: Kalau Suapnya Rp 1 T Baru Sebanding)
Marzuki mengaku diajak oleh Prabowo dan tim suksesnya. Ia ditawari jabatan sebagai sekretaris tim sukses Prabowo, namun dia tolak. Ia beralasan masih menjabat Ketua DPR RI.
Dia mengungkapkan bahwa keputusan menerima tawaran Prabowo sudah dirundingkan dengan SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.