Pemerintah Akan Bagi Beras Gratis di NTT

Reporter

Editor

Selasa, 15 Maret 2005 18:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan membagikan beras gratis kepada sebagian masyarakat yang tengah mengalami kekurangan pangan akibat kekeringan yang berkelanjutan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan, pemerintah tengah melakukan verifikasi soal jumlah orang yang kekurangan pangan dan besaran beras yang dibutuhkan. "Tim tengah menghitung saat ini," kata Anton kepada pers usai bertemu Wakil Presiden, Selasa (15/3). Menurutnya, pembagian beras ini sifatnya untuk jangka pendek saja. Ke depannya, pemerintah akan mengupayakan pembenahan kegiatan ekonomi di provinsi itu. Menurutnya, iklim di NTT cenderung panas sehingga mudah menimbulkan kekeringan. Menurutnya, untuk iklim seperti itu lebih cocok dikembangkan kegiatan peternakan.Pemerintah juga akan mengupayakan pengeboran air untuk mengatasi kekeringan dan kesulitan air. Pemerintah juga akan mengupayakan kegiatan padat karya untuk membantu masyarakat memperoleh pendapatan. Ini karena selain kurang pangan, masyarakat juga kurang pendapatan.Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bulog Widjanarko Puspoyo mengatakan, saat ini pemerintah memiliki stok beras 27 ribu ton yang diperkirakan bertahan hingga 2,7 bulan. Tiap bulan, lanjut dia, kebutuhan beras sekitar sepuluh ribu ton. Pemerintah juga akan menambah stok sebanyak 2.000 ton dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.Pemerintah juga akan tambah stok beras untuk orang miskin. Menurutnya, sejak awal tahun hingga 8 Maret, raskin yang telah tersalurkan sekitar 7.000 ton. Pemerintah akan menambah stok beras untuk dinas sosial yang saat ini tinggal 26,5 ton.Menurutnya, pemerintah akan bersikap berhati-hati dalam menyalurkan beras itu agar tidak terjadi penyelewengan ataupun terjadi pembagian yang berganda. "Data-data ini harus diteliti dan dapat dipertanggung-jawabkan," kata dia. Mengenai kemungkinan dilakukan operasi pasar, hal ini sulit dilakukan karena masyarakat tidak memiliki kemampuan membeli.Menurut Widjanarko, pengiriman beras ke NTT ini akan menjumpai sejumlah masalahh terutama tranportasi. Ini karena kondisi lapangan yang memang khas dan belum berkembangkan kegiatan transportasi di sana. "Biaya operasionalnnya diperkirakan akan lebih besar," kata dia.Menurut Anton, hal seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi karena adanya Dewan Ketahanan Pangan Nasional dan Dewan Ketahanan Pangan Daerah, yang bertugas memantau. Mengenai indikasi kekeringan, lanjut dia, pemerintah sudah mengetahui sejak Februari. Namun mengenai adanya kelaparan di sana, kata dia, pemerintah baru mengetahuinya sepekan terakhir. Budi Riza-Tempo

Berita terkait

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

3 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

4 hari lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

5 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

9 hari lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

10 hari lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

11 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

11 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

14 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

14 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

14 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya